B. Kontekstual (CTL, Contextual Teaching and Learning)
1.
PENGERTIAN
Menurut Nur Hadi CTL adalah konsep belajar yang
mendorong guru untuk menghubungkan antara materi yang diajarkan dan situasi
dunia nyata siswa.
Menurut Jonhson CTL adalah sebuah proses pendidikan
yang bertujuan untuk menolong para siswa melihat siswa melihat makna didalam
materi akademik yang mereka pelajari dengan cara menghubungkan subyek-subyek
akademik dengan konteks dalam kehidupan keseharian mereka.
Jadi pengertian CTL dari pendapat para tokoh-tokoh
diatas dapat kita simpulkan bahwa CTL adalah konsep belajar yang membantu guru
mengkaitkan antara materi yang diajarkanya dengan situasi dunia nyata siswa dan
mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan
penerapan dalam kehidupan sehari-hari.
2.
TUJUAN
a. Model
pembelajaran CTL ini bertujuan untuk memotivasi siswa untuk memahami makna
materi pelajaran yang dipelajarinya
dengan mengkaitkan materi tersebut dengan konteks kehidupan mereka sehari-hari
sehingga siswa memiliki pengetahuan atu ketrampilan yang secara refleksi dapat
diterapkan dari permasalahan kepermasalahan lainya.
b. Model
pembelajaran ini bertujuan agar dalam belajar itu tidak hanya sekedar menghafal
tetapi perlu dengan adanya pemahaman
c.
Model
pembelajaran ini menekankan pada pengembangan minat pengalaman siswa.
d.
Model
pembelajaran CTL ini bertujuan untuk melatih siswa agar dapat berfikir kritis
dan terampil dalam memproses pengetahuan agar dapat menemukan dan menciptakan
sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya sendiri dan orang lain
e.
Model
pembelajaran CTL ini bertujun agar pembelajaran lebih produktif dan bermakna
f.
Model
pembelajaran model CTL ini bertujuan untuk mengajak anak pada suatu aktivitas
yang mengkaitkan materi akademik dengan konteks jehidupan sehari-hari
g.
Tujuan
pembelajaran model CTL ini bertujuan agar siswa secara indinidu dapat menemukan
dan mentrasfer informasi-informasi komplek dan siswa dapat menjadikan informasi
itu miliknya sendiri.
3.
STRATEGI-STRATEGI
PEMBELAJARAN CTL
Beberapa strategi pembelajaran yang perlu
dikembangkan oleh guru secara konstektual antara lain :
a.
Pembelajaran
berbasis masalah.
Dengan memunculkan problem yang dihadapi bersama,siswa
ditantang untuk berfikir kritis untuk memecahkan .
b.
Menggunakan
konteks yang beragam.
Dalam CTL guru membermaknakan pusparagam konteks sehingga makna
yang diperoleh siswa menjadi berkualitas.
c.
Mempertimbangkan
kebhinekaan siswa.
Guru mengayomi individu dan menyakini bahwa perbedaan
individual dan social seyogianya
dibermaknakan menjadi mesin penggerak untuk belajar saling menghormati dan toleransi untuk
mewujudkan ketrampilan interpersonal.
d.
Memberdayakan
siswa untuk belajar sendiri.
Pendidikan formal merupakan kawah candradimuka bagi siswa untuk
menguasai cara belajar untuk belajar mandiri dikemudian hari.
e.
Belajar
melalui kolaborasi
Dalam setiap kolaborasi selalu ada siswa yang menonjol
dibandingkan dengan koleganya dan sisiwa ini dapat dijadikan sebagai
fasilitator dalam kelompoknya
f.
Menggunakan
penelitian autentik
Penilaian autentik menunjukkan bahwa belajar telah berlangsung
secara terpadu dan konstektual dan memberi kesempatan pada siswa untuk dapat
maju terus sesuai dengan potensi yang dimilikinya
g.
Mengejar
standar tinggi
Setiap seyogianya menentukan kompetensi kelulusan dari waktu
kewaktu terus ditingkatkan dan setiap
sekolah hendaknya melakukan Benchmarking dengan melukan study banding
keberbagai sekolah dan luar negeri
Berdasarkan Center
for Occupational Research and Development
(CORD) Penerapan strategi pembelajaran konstektual digambarkan sebagai berikut:
a. Relatinng
Belajar
dikatakan dengan konteks dengan pengalaman nyata, konteks merupakan kerangka
kerja yang dirancang guru untuk membantu
peserta didik agar yang dipelajarinya bermakna.
b. Experiencing
Belajar
adalah kegiatan “mengalami “peserta didik diproses secara aktif dengan hal yang
dipelajarinya dan berupaya melakukan eksplorasi terhadap hal yang
dikaji,berusaha menemukan dan menciptakan hal yang baru dari apa yang
dipelajarinya.
c. Applying
Belajar
menekankan pada proses mendemonstrasikan pengetahuan yang dimiliki dengan dalam
konteks dan pemanfaatanya.
d. Cooperative
Belajar
merupakan proses kolaboratif dan kooperatif melalui kegiatan kelompok, komunikasi
interpersonal atau hubunngan intersubjektif.
e. Trasfering
Belajar
menenkankan pada terwujudnya kemampuan memanfaatkan pengetahuan dalam situasi
atau konteks baru.
4.
LANDASAN
FILOSOFI MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL
Para
pendidik yang menyetujuai pandangan ilmu pengetahuan bahwa alam semesta itu
tidak hidup,tidak diam ,dan alam semesta itu ditopang oleh tiga prinsip
kesaling ketergantungan,diferensiasi dan organisasi diri, harus menerapkan
pandangan dan cara berfikir baru mengenai pembelajaran dan pengajaran.
Menurut
JONHSON(2004) tiga pilar dalam system CTL antara lain :
a.
CTL
mencerminkan prinsip kesaling ketergantungan
Kesaling ketergantungan mewujudkan diri.Misalnya
ketika para siswa bergabung untuk memecahkan masalah dan ketika para guru
mengadakan pertemuan dengan rekanya .Hal ini tampak jelas ketika subyek yang berbeda dihubungkan dan
ketika kenitraan menggabungkan sekolah dengan dunia bisnis dan komunitas.
b.
CTL
mencerminkan prinsip berdeferensiasi
Ketika CTL menentang para siswa untuk saling
menghormati keunikan masing-masing ,untuk menghormati perbedaan,untuk menjadi
kreatif, untuk bekerja sama ,untuk menghasilkan gagasan dan hasil baru yang berbeda,
dan untuk menyadari bahwa keragaman adalah tabda kemantapan dan kekuatan.
c.
CTL
mencerminkan prinsip pengorganisasian diri
Pengorganisasian
diri terlihat para siswa mencari dan menemukan kemampuan dan minat mereka
sendiri yang berbeda ,mendapat manfaat dari umpan balik yang diberiakan oleh
penilaian autentik,mengulas usaha-usaha mereka dalam tuntunan tujuan yang jelas
dan standar yang tinggi dan berperan serta dalam kegiatan-kegiatan yang
berpusat pada sisiwa yang membuat hati mereka bernyanyi.
Landasan
filosofi CTL adalah kontruktivisme, yaitu filosofi belajar yang menekankan bahwa belajar tidak hanya
sekedar menghafal .siswa harus mengkontruksi pengetahuan dibenak mereka
sendiri. Pengetahuan tidak dapat dipisahkan menjadi fakta atau proposisi yang
terpisah, tetapi mencerminkan ketrampilan yang dapat diterapkan. Kontruktivisme
berakar pada filsafat pragmatiisme yang digagas John Dewey pada awal abad ke-20
yaitu sebuah filosofi belajar yang menekankan pada pengembangan minat dan
pengalaman siswa.
Anak akan
belajar belajar lebih baik jika lingkungan diciptakan alamiah. Belajar akan
lebih bermakna jika anak mengalami apa yang dipelajarinya bukan hanya
mengetahuinya.
5.
KOMPONEN-KOMPONEN
PEMBELAJARAN CTL
Komponen-komponen model
pembelajaran CTL ini antara lain :
a.
Kontruktivisme
Kontruktivisme adalah proses membangun dan menyusun
pengetahuan baru dalam struktur kognitif siswa berdasarkan pengalaman.
Pembelajaran ini harus dikemas menjadi proses ”mengkontruksi”
bukan menerima pengetahuan.
b.
Inquiry
Inquiry adalah proses pembelajaran yang didasrkan pada
proses pencarian penemuan melalui proses berfikir secara sistematis.
Merupakan proses pemindahan dari pengamatan menjadi
pemahaman sehingga siswa belajar mengunakan ketrampilan berfikir kritis.
Langkah-langkah dalam proses inquiry antara lain :
a. Merumuskan
masalah
b. Mengajukan
hipotesis
c. Mengumpilkan
data
d. Menuji
hipotesis
e. Membuat
kesimpulan
c.
Bertanya
Bertanya dalah bagian inti belajar
dan menemukan pengetahuan .
d.
Masyarakat
belajar
Menurut Vygotsky dalam masyarakat belajar ini pengetahuan
dan pengalaman anak banyak dibentuk oleh komunikasi dengan orang lain.
e.
Pemodelan
Pemodelan adalah proses pembelajaran dengan memperagakan
sebagai sustu contoh yang dapat ditiru oleh siswa.
f.
Refleksi
Refleksi adalah proses pengengalaman yang telah
dipelajari dengan cara mengerutkan dan mengevalusi kembali kejadian atau
peristiwa pembelajaran telah dilaluinya untuk mendapatkan pemahaman yang
dicapai baik yang bersifat positif maupun bernilai negative.
g.
Penilaian
nyata
Penilaian nyata adalah proses yang dilukan oleh guru
untuk mengumpulkan informasi tentang perkembangan belajar yang dilakukan oleh
siswa.
6.
LANGKAH-LANGKAH
PEMBELAJARAN CTL
Langkah-langkah pembelajaran CTL antara lain :
a. Mengembangkan
pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan cara bekerja
sendiri,menemukan sendiri ,dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan
ketrampilan barunya.
b.
Melaksanakan
sejauh mungkin kegiatan inquiri untuk semua topic
c.
Mengembangkan
sifat ingin tahu siswa dengan bertanya
d. Menciptakan
masyarakat belajar
e. Menghadirkan
model sebagia contoh belajar
f. Melakukan
refleksi diakhir pertemuan.
g. Melakukan
penialain yang sebenarnya dengan berbagai cara.
Ciri kelas yang
menggunakan pendekatan konstektual :
a. Pengalaman
nyata
b. Kerja
sama, saling menunjang
c. Gembira,
belajar dengan bergairah
d. Pembelajaran
terintegrasi
e. Menggunakan
berbagai sumber
f. Siswa
aktif dan kritis
g. Menyenangkan,
tidak membosankan
h. Sharing
dengan teman
i. Guru
kreatif
7.
KELEBIHAN
DAN KELEMAHAN
Kelebihan
dari model pembelajaran CTL :
a.
Memberikan
kesempatan pada sisiwa untuk dapat maju terus sesuai dengan potensi yang
dimiliki sisiwa sehingga sisiwa terlibat aktif dalam PBM.
b.
Siswa
dapat berfikir kritis dan kreatif dalam mengumpulkan data, memahami suatu isu
dan memecahkan masalah dan guru dapat lebih kreatif
c.
Menyadarkan
siswa tentang apa yang mereka pelajari.
d.
Pemilihan
informasi berdasarkan kebutuhan siswa tidak ditentukan oleh guru.
e.
Pembelajaran
lebih menyenangkan dan tidak membosankan.
f.
Membantu
siwa bekerja dengan efektif dalam kelompok.
g. Terbentuk
sikap kerja sama yang baik antar individu maupun kelompok.
Kelemahan dari model pembelajaran CTL :
a.
Dalam
pemilihan informasi atau materi dikelas
didasarkan pada kebutuhan siswa padahal,dalam kelas itu tingkat kemampuan
siswanya berbeda-beda sehinnga guru akan kesulitan dalam menetukan materi
pelajaran karena tingkat pencapaianya siswa tadi tidak sama
b.
Tidak
efisien karena membutuhkan waktu yang agak lama dalam PBM
c.
Dalam
proses pembelajaran dengan model CTL
akan nampak jelas antara siswa yang memiliki kemampuan tinggi dan siswa yang
memiliki kemampuan kurang, yang kemudian menimbulkan rasa tidak percaya diri
bagi siswa yang kurang kemampuannya
d.
Bagi
siswa yang tertinggal dalam proses pembelajaran dengan CTL ini akan terus tertinggal dan sulit untuk mengejar
ketertinggalan, karena dalam model pembelajaran ini kesuksesan siswa tergantung
dari keaktifan dan usaha sendiri jadi siswa yang dengan baik mengikuti setiap
pembelajaran dengan model ini tidak akan menunggu teman yang tertinggal dan
mengalami kesulitan.
e.
Tidak
setiap siswa dapat dengan mudah menyesuaikan diri dan mengembangkan kemampuan
yang dimiliki dengan penggunaan model CTL
ini.
f.
Kemampuan
setiap siswa berbeda-beda, dan siswa yang memiliki kemampuan intelektual tinggi
namun sulit untuk mengapresiasikannya dalam bentuk lesan akan mengalami
kesulitan sebab CTL ini lebih mengembangkan ketrampilan dan kemampuan soft skill daripada kemampuan
intelektualnya.
g.
Pengetahuan
yang didapat oleh setiap siswa akan berbeda-beda dan tidak merata.
h.
Peran
guru tidak nampak terlalu penting lagi karena dalam CTL ini peran guru hanya
sebagai pengarah dan pembimbing, karena lebih menuntut siswa untuk aktif dan
berusaha sendiri mencari informasi, mengamati fakta dan menemukan
pengetahuan-pengetahuan baru di lapangan
8.
CONTOH
POLA PEMBELAJARAN CTL
a.
Contoh
pola pembelajaran CTL (Rumpun IPS)
Topik
:fungsi pasar
Kompetensi
dasar : Siswa memahami
fungsi dan memahami fungsi dan jenis pasar
Indikator hasil belajar :
- Siswa dapat menjelaskan
pengertian pasar
- Siswa dapat
menjelaskan jenis-jenis pasar
- Siswa dapat menjelaskan perbedaan karakteristik pasar
tradisional dan pasar modern
- Siswa dapat
menyimpulakan fungsi pasar
- Siswa dapat
membuat karangan terkait tenaga pasar.
Proses
pembelajarannya
i. Pendahuluan
a. Guru
menjelaskan kompetensi yang harus dicapai sisiwa dan pentingnya materi ajar
dalam kehidupan ekonomi social.
b. Guru
menjelaskan prosedur pembelajaran CTL
ii. Siswa
dibagi kedalam beberapa kelompok sesuai dengan jumlah
iii. Tiap kelompok ditugaskan untuk melakukan observasi
kepasar tradisional dan pasar modern
a.
Melalui instrument observasi atau angket siswa
diminta mencatat mengenai berbagai hal yang ditemukan dipasar.
b.
Guru
melakukan tanya jawab sekitar tugas yang harus dikerjakan oleh siswa.
iv. Kegiatan
inti
Dilapangan
a. Siswa
melakukan observasi kepasar sesuai dengan pembagian tugas kelompok.
b. Siswa
mencatat hal-hal yang mereka temukan dipasar sesuai alat observasi, angket yang
telah mereka susun sebelumnya.
Didalam
kelas
a. Siswa
mendiskusikan hasil temuan mereka sesuai dengan kelompoknya masing-masing.
b. Siswa
melaporkan hasil diskusi.
c. Setiap
kelompok saling menjawab terhadap
pertanyaan yang diajukan oleh kelompok lainya.
v. Penutup
a.
Dipimpin
oleh guru ,siswa menyimpulkan hasil observasi dan diskusi tentang fungsi dan
jenis pasar sesuai dengan indicator belajr yang dicapai.
b.
Guru
menugaskan siswa untuk membuatkarangan tentang pengalaman belajar mereka dengan
team”pasar”
b. Contoh
scenario pembelajaran konstektual untuk ilmu alam atau sains
Pengorganisasian :
kelompok kecil 4-5 orang
Pertemuan I :
Menyelidiki perubahan air
menjadi uap dan kembali lagi menajadi air
a.
Tanya
jawab tentang terjadinya hujan.
b. Penjelasan
penggunaan alat.
c. Melakukan
kegiatan percobaan.
d. Mengamati
dan melaporkan hasil percobaan.
e. Menyimpulkan
hasil kegiatan.
f.
Memberi
contoh terapan dalam kehidupan sehari-hari.
Pertemuan II :
Menyelidiki wujud lilin yang
dipanaskan kemudian didinginkan
a.
Tanya
jawab tentang terjadinya perubahan wujud pada lilin.
b. Penjelasan
penggunaan alat.
c. Melakukan
kegiatan percobaan.
d. Mengamati
dan melaporkan hasil percobaan.
e. Menyimpulakan
hsil percobaan.
f.
Memberi
contoh terapan dalam kehidupan sehari-hari.
Alat dan Bahan :
a. Air,
lilin, korek api.
b. Kompor/pemanas,
cawan.
Penilaian
:
1. Penialian
tertulis (Mengenal perubahan wujud,mengenai benda yang berubah wujud dapat
kembali kewujud semula)
2.
Kinerja(mengamati
kinerja sisiwa atau melakukan percobaan)
3. Produk(merancanng
dan membuat alat penyulingan air)