Rabu, 22 Februari 2012

SEJARAH ILMU ADMINISTRASI



1.     Pengertian Administrasi
            Telah menjadi kodrat bahwa tiap orang mempunyai bermacam-macam kebutuhan, baik kebutuhan jasmani misalnya makan, minum, pakaian, perumahan maupun kebutuhan rohaniah misalnya pergaulan, keamanan, menciptakan sesuatu, pengetahuan, penghargaan. Bilamana suatu kebutuhan diusahakan oleh seseorang dengan perbuatan yang nyata agar tercapai, maka kebutuhan itu selalu menjadi tujuan baginya. Tetapi apabila seseorang memiliki kebutuhan tertentu tanpa mau mengeluarkan tenaga atau pikiran untuk mengusahakan agar kebutuhan itu benar-benar terpenuhi, maka kebutuhan tersebut hanyalah menjadi lamunan.
            Rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh sekelompok orang dalam suatu kerjasama untuk mencapai tujuan tertentu dapat dicakup dengan suatu istilah, yaitu ADMINISTRASI, yang dalam bahasa inggris disebut “administration”. Perkataan ini selain sudah umum dikenal walaupun perlu diberi ketegasan isinya, juga sudah tepat menggambarkan peristiwa dimana suatu tujuan tertentu dilayani, diperlancar, atau ditunjang penataannya sehingga tujuan itu benar-benar tercapai. Kemudian perlu dipersoalkan lebih lanjut, rangkaian kegiatan yang mempunyai sifat atau arah bagaimanakah yang merupakan administrasi untuk membedakan dengan berbagai macam rangkaian kegiatan lainnya. Rangkaian kegiatan yang digolongkan sebagai adeministrasi mencakup:
a.      Dilakukan oleh sekelompok orang (2 orang atau lebih)
b.     Berlangsung dalam suatu kerjasama
c.      Dimaksud untuk mencapai tujuan tertentu yang telah ditetapkan.
            Tiga factor inilah yang merupakan tanda pengenal atau cirri khas dari administrasi yang apabila factor-faktor tersebut disingkat adalah sekelompok orang, kerjasama dan tujuan tertentu.
2.     Pengertian Ilmu Administrasi
            Agar rangkaian kegiatan penataan dalam suatu kerjasama sekelompok orang dapat berlangsung sebaik-baiknya, perlulah hal ikhwal rangkaian kegiatan penataan itu dipelajari secara teratur. Dengan demikian terkumpullah sekelompok pengetahuan teratur yang mengandung sistem, asas, prosedur, teknik, dan pedoman dari kerjasama itu. Pengetahuan ini merupakan petunjuk bagi orang-orang yang melakukan kerjasama, sehingga tujuan kerjasama itu tercapai sepenuhnya tanpa penghamburan pikiran, tenaga, waktu, benda dan ruang, serta dengan menimbulkan kepuasan bagi mereka. Pengetahuan teratur yang bersasaran administrasi ini kami sebut ilmu administrasi.
            Sarjana Luther Gulick memberikan ketegasan mengenai ilmu administrasi sebagai berikut: “administrasi berkenaan dengan hal-hal, dengan tercapainya tujuan-tujuan yang telah ditentukan. Jadi ilmu administrasi adalah sistem pengetahuan, dengan pengetahuan tersebut manusia dapat mengerti hubungan-hubungan, meramalkan akibat-akibat dan mempengaruhi hasil-hasil pada sesuatu keadaan dimana orang-orang secara teratur bekerjasama untuk tujuan bersama. Dalam ilmu administrasi, baik administrasi Negara maupun administrasi swasta, hal baik yang menjadi asasnya ialah efisien. Tujuan pokok ilmu administrasi adalah terselenggaranya pekerjaan dengan sedikit mungkin pengeluaran tenaga manusia dan benda.
            Selanjutnya Beardmenyatakan bahwa selama beberapa puluh terakir ini beliau menyaksikan bahwa pengetahuan mengenai administrasi telah berkembang luas. Ribuam buku dan karangan telah ditulis oleh ahli-ahli yang pandai. Ratusan sarjana yang pandai telah muncul untuk menambah pengetahuan ini. Dengan demikian terdapat suatu ilmu administrasi yang dapat diajarkan, dipelajari, dan dipergunakan.
            Penjelasan tentang pengertian dan cirri-ciri ilmu administrasi seperti tersebut diatas, pembuktiannya pada administrasi adalah sebagai berikut.
a.      Penelaahan terhadap administrasi mengenal cara-cara yang secara ilmiah dapat dipertanggungjawabkan. Hasilnya adalah sekelompok ilmu pengetahuan teratur mengenai berbagai konsep dalam kerjasama sekelompok orang seperti organisasi, manajemen, komunikasi, informasi, personalia, financial, material dan relasi public
b.     Pengetahuan pada dasarnya yang paling sederhana berarti sesuatu yang diketahui. Jadi ada sesuatu pokok soal yang tentang hal itu orang memiliki pengetahuan.
c.      Tetapi pokok soal saja tidak cukup memadahi untuk menjelaskan selengkapnya untuk menjelaskan selengkapnya pengertian ilmu ataupun membahas perbedaan. Oleh karena itu, harus ada sesuatu hal yang melengkapi pembicaraan tentang pokok-pokok soal dari ilmu.
d.     Lebih lanjut ilmu bercirikan:
1)     Empiris : pengetahuan yang diperoleh itu berdasarkan pengamatan dan percobaan
2)     Sistematis : berbagai keterangan dan data yang tersusun sebagai kumpulan pengetahuan itu mempunyai hubungan-hubungan ketergantungan yang terikat oleh asas tatatertib tertentu diantara bagian-bagian yang merupakan pokok soalnya.
3)     Objektif: ini berarti bahwa pengetahuan itu bebas dari prasangka perseorangan dan kesukaan pribadi.
4)     Analistik : pengetahuan ilmiah itu berusaha membeda-bedakan pokok soalnya kedalam bagian terperinci untuk memahami berbagai sifat, hubungan, dan peranan dari berbagai bagian itu.
3.     Sejarah singkat pemikiran ilmu administrasi
            Dengan dan melalui analisis sejarah dapat dilacak dan diketahui bahwa pada kira-kira tahun 1300 SM, bangsa Mesir telah mengenal Administrasi. Max Webber, seorang sosiolog berkebangsaan Jerman yang terkemuka pada zamannya, meyakini Mesir sebagai satu-satunya Negara yang paling tua yang memiliki administrasi birokratik. Demikian juga di Tiongkok kuno, dapat diketahui tentang konstitusi Chow yang dipengaruhi oleh ajaran Confucius dalam “Administrasi Pemerintahan”. Dari Yunani (430 SM) dengan susunan kepengurusan Negara yang demokratis, Romawi dengan “De Officiis dan “De Legibus”nya Marcus Tullius Cicero; dan abad 17 di Prusia, Austria, Jerman, dan Prancis, dengan Kameralis, yang mengembangkan ilmu Administrasi Negara, misalnya system pembukuan dalam hal Administrasi Keuangan Negara, Merkanitilis (sentralisasi ekonomi dan politik) dan kaum Fisiokrat yang berpengaruh selama kurun waktu 1550-1700-an.
            Awal Pemikiran administrasi awalnya dikuasai oleh nilai-nilai budaya yang anti bisnis, anti prestasi, dan sebagian besar anti manusia. Indusrialisasi tidak bisa muncul apabila orang-orang harus menjadi pusat-pusat mereka dalam hidup, bila raja-raja yang dikuasai oleh pusat, mendikte, dan bila orang-orang dihimbau untuk mengambil tidak bermaksud untuk pemenuhan yang individu di dunia ini tetapi untuk menantikan seseorang yang lebih baik. Di depan revolusi industri, Masyarakat-masyarakat dan ekonomi adalah sangat utama dan statis, dan nilai-nilai politis melibatkan pengambilan keputusan yang secara sepihak oleh sebagian orang otoritas pusat. Walaupun beberapa awal gagasan untuk manajemen yang muncul, mereka sebagian besar dilokalisir. Organisasi-organisasi bisa menjadi kekuasaan raja, di pendekatan dogma bertujuan untuk setia, dan disiplin ketat ala militer. Ada sebagian kecil atau tidak ada untuk mengembangkan satu badan formal dari manajemen yang dipikirkan di bawah ini bukan keadaan yang terindustrialisasi.
Adapun puncak analisis ilmiah (scientific analysis) mengenai fenomena administrasi berdasarkan fakta sejarah dimulai pada akhir abad ke 19 dengan munculnya gerakan manajemen ilmian “Scientific Management” yang diperoleh oleh Frederick Winslow Taylor (1856-1925) sekaligus memberikan identitas “ilmu” bagi Administrasi yang kemudian disempurnakan dengan munculnya berbagai teori dan pendekatan bagi studi administrasi, seperti teori dan pendekatan birokrasi, hubungan manusia (human relation), teori pendekatan dan perilaku, pendekataMasa perkembangan ilmu administrasi, sejak lahirnya tahun 1886 sampai sekarang telah menjalani empat masa, yaitu :
1)     Masa pertama disebut survival period (1886-1930). Tahun 1886 sering disebut sebagai “tahun” lahirnya ilmu administrasi, karena pada tahun itulah gerakan manajemen/administrasi ilmiah dimulai oleh Frederick Winslow Taylor di Amerika Serikat yang dijuluki bapak ilmu manajemen, dan kemudian diikuti oleh Henry Fayol di Prancis yang dijuluki pula bapak ilmu Administrasi. Dalam masa ini para sarjana mulai memperjuangkan supaya pengetahuan administrasi sebagai ilmu yang mandiri atau sebagai salah satu tertib-ilmu (disiplin). Demikian juga dalam masa inilah para ahli dan sarjana mengkhususkan dirinya dalam bidang administrasi dan manajemen.
2)     Masa kedua disebut consolidation and completion period (1930-1945). Dalam masa ini asas-asas, rumus-rumus dan kaidah-kaidah (norma) ilmu administrasi lebih disempurnakan. Dan dalam masa ini juga mutu (quality) dan jumlah (quantity) para sarjana administrasi turut dikembangkan serta gelar-gelar kesarjanaan dalam ilmu administrasi Negara dan niaga banyak diberikan oleh lembaga-lembaga pendidikan tinggi.
3)     Masa ketiga disebut human relations period (1945-1959). Dalam masa ini para sarjana administrasi mulai memperhatikan segi manusiawi dan menyelidiki segala hubungan dari semua orang dalam kegiatan kerjasama, baik hubungan yang bersifat resmi (dinas,formal) maupun yang tidak resmi (informal). Pada masa ini pula ditulis pula hampir semua buku mengenai hubungan antar manusia dalam kegaiatan kerjasama mereka.
4)     Masa keempat disebut behavioral period (1959-sekarang). Dalam masa ini para sarjana administrasi mulai mengadakan perhatian serta peningkatan terhadap penyelidikan mengenai tindakan-tindakan dan perilaku orang-orang dalam kehidupan berorganisasi dan dalam bidang pekerjaannyan system maupun pendekatan kontingensi (contingency approach).
            Dari uraian diatas kita dapat menarik kesimpulan tentang Administrasi. Adapun pengertian dari Administrasi menurut “Ilmu” adalah suatu ilmu yang mempelajari aktivitas manusia yang bersifat kooperatif dan bagaimana cara-cara merealisasikannya yang terkumpul secaras sistemasi. Sedangkan pengertian Administrasi sebagai “Seni” adalah merupakan proses kegiatan yang perlu dikembangkan secara kontinu, agar administrasi sebagai suatu cara untuk mencapai tujuan yang benar-benar dapat memberi peranan yang diharapkan.
Adapun pengertian luas dan sempit dari Administrasi adalah :
-        Administrasi dalam arti sempit, yaitu berasal dari kata “administratie” (bahasa Belanda) yang meliputi kegiatan: catat-mencatat, surat menyurat, pembukuan ringan, ketik-mengetik, agenda, dan sebagainya yang bersifat teknis ketatausahaan.
-        Administrasi dalam arti luas, yaitu dari kata “administration” (bahasa Inggris). Administrasi merupakan kegiatan dari pada kelompok yang mengadakan kerja sama untuk mencapai tujuan

4.     Perincian Ilmu Administrasi
Jenis-jenis Ilmu Administrasi
Dipandang dari sudut lingkaran suasana dan tujuan usaha kerjasama
  Diadakan pembagian dan perincian macam lain terhadap ilmu administrasi, yaitu pembagian menurut jenis subsantif
  Untuk Indonesia mempunyai tiga jenis lingkungan sesuai dengan lingkungan itu maka digolongkan atas:
1.     Ilmu Administrasi Negara
2.     Ilmu Administrasi Lingkungan
3.     Ilmu Administrasi Sosial
  Tiap-tiap kelompok pengetahuan administrasi ini mencakup berbagai cabang pengetahuan administrasi khusus yang mengenai sesuatu tujuan atau program kerja tertentu dari kerjasama manusia
  Jumlah dan macam khusus yang tergolong dalam ilmu administrasi bergantung pada tujuan atau program kerja dari kerjasama yang berlangsung dalam masing-masing lingkungan suasana itu :
1.     ilmu administrasi negara,
2.     ilmu administrasi perusahaan, atau
3.     ilmu administrasi sosial
Ilmu administrasi merupakan suatu ilmu yang luas
  Penelaahan terhadap   satu cabang dari ilmu administrasi menghasilkan ilmu
  Perincian ilmu ini secara demikian dinamakan pembagian berdasarkan ragam teknis
Cabang-cabang ilmu administrasi
  Tidaklah merupakanlah kelompok-kelompok pengetahuan tertutup yang berdiri sendiri-sendiri, melainkan satu sama lain saling berhubungan erat dan batas-batasnya kadang-kadang kurang tegas
Ilmu organisasi
  Ini merupakan kelompok pengetahuan yang mempelajari isi bentuk-bentuk perserikatan atau rangka kerjasama manusia. Ilmu organisasi telah berkembang kelompok pengetahuan yang luas. Ilmu ini mulai membagi dirinya kedalam kelompok-kelompok pengetahuan yang lebih khusus.
1)     Birokrasi.
2)     Hubungan kerja kemanusiaan. (suatu ilmu diciptakan dari cabang-cabang ilmu yang terdiri atas psikologi sosial dan antropologi sosial)
Ilmu manajemen
  Manajemen ialah ilmu yang mengatur atau menggerakan orang-orang dalam organisasi mereka bisa bekerjasama. Suatu fungsi manajemen lain yang juga berkembang pesat sebagai kelompok pengetahuan sendiri ialah kepemimpinan. Pengetahuan tentang penyempurnaan manajemen terdiri atas dua bagian walaupun kedua bagian itu sukar dipisahkan secara tajam (manaj.konsep & operasional)
  Tuntunan akan organisasi dan manajemen yang lebih baik timbul dari keadaan bertambah benyaknya pengeluaran-pengeluaran dan pembatasan-pembatasan anggaran belanja
Ilmu Komunikasi
  Administrasi Pengetahuan tentang komunikasi administrasi membahas segenap rangkaian kegiatan penataan penyampaian warta dari seseorang kepada pihak lain dalam kerjasama mencapai tujuan tertentu.
  Pada akhir-akhir ini beberapa sarjana telah pula terjun kedalam teori-teori tentang komunikasi administrasi. Sekelompok pengetahuan baru telah muncul dengan nama cybernetics. Ini memperkenalakan metode-metode komunikasi dan pengendalian
Ilmu Administrasi Keterangan
  Isi kelompok pengetahuan administrasi keterangan dapatlah diperinci dalam hal-hal yang antara lain menyangkut:
1)     Pekerjaan membuat tulisan dalam bentuk surat, laporan, atau warkat lainnya.
2)     Pekerjaan reproduksi warkat dengan mesin tik, stensil atau alat mekanis lainnya.
3)     Pekerjaan mencatat tulisan cepat atau dikenal dengan nama stenografi.
4)     Pekerjaan perhitungan angka-angka atau penyusunan iktisar mengenai sesuatu hal sehingga sederhana dan jelas
5)     Pekerjaan penerimaan, dan pengiriman warkat
6)     Pekerjaan pelayanan tamu dan pemberian keterangan
7)     Penetapan pedoman baku sebagai alat penilaian dan pengendalian pekerjaan yang berkaitan dengan keterangan.
Ilmu administrasi keterangan mempunyai tujuan yaitu untuk keperluan membuat keputusan maka dapat pula dipandang sebagai cabang dari ilmu manajemen
Ilmu Administrasi Kepegawaian
  Beberapa yang dibahas dalam cabang ilmu ini adalah:
1)     Sistem-sistem kepegawaian
2)     Proses penerimaan pegawai
3)     Analisis pekerjaan
4)     Sistem penggolongan jabatan dan kepangkatan
5)     Sistem penggajian
6)     Sistem penilaian kecakapan pegawai
7)     Sistem kenaikan pangkat dan pemindahan jabatan
8)     Disiplin dan hukuman jabatan
9)     Pengembangan kecakapan pegawai
10) Sistem pemberhentian pegawai
11) Sistem pensiun atau jaminan hari tua
Ilmu Administrasi Keuangan
  Ilmu ini membahas segenap rangkaian kegiatan
1)     penataan penyusunan anggaran,
2)     penentuan sumber biaya,
3)     cara pemakaian bembukuan, dan
4)     pertanggung jawaban atas bembiayaan atas kerjasama kelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu.
Suatu segi lain dari administrasi keuangan ialah pencatatan segenap penerimaan dan pengeluaran biaya dalam kerjasama itu. Penelaahan terhadap segi ini menumbuhkan sekelompok pengetahuan yang cukup luas dan penting dengan nama pembukuan
Ilmu Administrasi Perbekalan
  Beberapa pokok yang perlu dipersoalkan dalam ilmu administrasi perbekalan ialah:
1)     Penelitian dan penentuan kebutuhan perbekalan kerja
2)     Pembakuan dan perincian keja-kerja
3)     Proses pembelian barang
4)     Pencatatan dan pengurusan harta benda
5)     Teknik penyimpanan dan perawatan barang
6)     Prosedur penyingkiran benda yang tak diperlukan lagi
7)     Pengurusan dan pemeliharaan gedung
8)     Penyusunan tata ruang kantor
Dalam hal ini pengetahuan ini mempergunakan hasil-hasil dari ilmu-ilmu kealaman
Ilmu Hubungan Masyarakat
  Perincian isi kelompok pengetahuan ini antara lain :
1)     Organisasi dan bidang kerja hubungan masyarakat
2)     Asas-asas pekerjaan hubungan masyarakat
3)     Alat-alat hubungan masyarakat
4)     Proses kegiatan hubungan masyarakat
5)     Analisis pendapat umum
6)     Teknik propaganda
7)     Hal-hal mengenai penyiaran warkat
Ketiga pokok yang terakhir ini dapat dianggap telah berkembang menjadi cabang-cabang pengetahuan yang lebih khusus dalam ilmu hubungan masyarakat

Senin, 13 Februari 2012

KETERAMPILAN PROSES DASAR PADA PEMBELAJARAN



A.      Pengertian
Pendekatan keterampilan proses dapat diartikan sebagai wawasan atau anutan pengembangan keterampilan–keterampilan intelektual, sosial dan fisik yang bersumber dari kemampuan-kemampuan mendasar yang prinsipnya telah ada dalam diri siswa. Pendekatan keterampilan proses pada pembelajaran sains lebih menekankan pembentukan keterampilan untuk memperoleh pengetahuan dan mengkomunikaskan hasilnya.
Menurut Semiawan, dkk (Nasution, 2007 : 1.9-1.10) menyatakan bahwa keterampilan proses adalah keterampilan fisik dan mental terkait dengan kemampuan- kemampuan yang mendasar yang dimiliki, dikuasai dan diaplikasikan dalam suatu kegiatan ilmiah, sehingga para ilmuan berhasil menemukan sesuatu yang baru.
B. Jenis- Jenis Pendekatan Keterampilan Proses Dasar
Khusus untuk keterampilan proses dasar, proses- prosesnya meliputi keterampilan mengobservasi, mengklasifikasi, mengobservasi, mengklasifikasikan, mengukur, mengkomunikasikan, menginferensi, memprediksi, mengenal hubungan ruang dan waktu, serta mengenal hubungan- hubungan angka.

1. Keterampilan Mengobservasi

Keterampilan mengobservasi menurut Esler dan Esler (1984) adalah keterampilan yang dikembangkan dengan menggunakan semua indera yang kita miliki untuk mengidentifikasi dan memberikan nama sifat- sifat dari objek- objek atau kejadian- kejadian. Definisi serupa disampaikan oleh Abruscato (1988) yang menyatakan bahwa mengobservasi artinya mengunakan segenap panca indera untuk memperoleh imformasi atau data mengenai benda atau kejadian. (Nasution, 2007: 1.8- 1.9)
Kegiatan yang dapat dilakukan yang berkaitan dengan kegiatan mengobservasi misalnya menjelaskan sifat- sifat yang dimiliki oleh benda- benda, sistem- sistem, dan organisme hidup. Sifat yang dimiliki ini dapat berupa tekstur, warna, bau, bentuk ukuran, dan lain- lain. Contoh yang lebih konkret, seorang guru sering membuka pelajaran dengan menggunakan kalimat tanya seperti apa yang engkau lihat ? atau bagaimana rasa, bau, bentuk, atau tekstur…? Atau mungkin guru menyuruh siswa untuk menjelaskan suatu kejadian secara menyeluruh sebagai pendahuluan dari suatu diskusi.
2. Keterampilan Mengklasifikasi
Keterampilan mengklasifikasi menurut Esler dan Esler merupakan ketermpilan yang dikembangkan melalui latihan- latihan mengkategorikan benda- benda berdasarkan pada (set yang ditetapkan sebelumnya dari ) sifat- sifat benda tersebut. Menurut Abruscato mengkalsifikasi merupakan proses yang digunakan para ilmuan untuk menentukan golongan benda- benda atau kegaitan- kegiatan. (Nasution, 2007 : 1.15)
Bentuk- bentuk yang dapat dilakukan untuk melatih keterampilan ini misalnya memilih bentuk- bentuk kertas, yang berbentuk kubus, gambar- gambar hewan, daun- daun, atau kancing- kancing berdasarkan sifat- sifat benda tersebut. Sistem- sistem klasifikasi berbagai tingkatan dapat dibentuk dari gambar- gambar hewan dan tumbuhan (yang digunting dari majalah) dan menempelkannya pada papan buletin sekolah atau papan panjang di kelas.
Contoh kegiatan yang lain adalah dengan menugaskan siswa untuk membangun skema klasifikasi sederhana dan menggunakannya untuk kalsifikasi organisme- organisme dari carta yang diperlihatkan oleh guru, atau yang ada didalam kelas, atau gambar tumbuh- tumbuhan dan hewan- hewan yang dibawa murid sebagai sumber klasifikasi
3. Keterampilan Mengukur
Keterampilan mengukur menurut Esler dan Esler dapat dikembangkan melalui kegiatan- kegiatan yang berkaitan dengan pengembangan satuan- satuan yang cocok dari ukuran panjang, luas, isi, waktu, berat, dan sebagainya. Abruscato menyatakan bahwa mengukur adalah suatu cara yang kita lakukan untuk mengukur observasi. Sedangkan menurut Carin, mengukur adalah membuat observasi kuantitatif dengan membandingkannya terhadap standar yang kovensional atau standar non konvensional. (Nasution, 2007 : 1.20)
Keterampilan dalam mengukur memerlukan kemampuan untuk menggunakan alat ukur secara benar dan kemampuan untuk menerapkan cara perhitungan dengan menggunakan alat- alat ukur. Langkah pertama proses mengukur lebih menekankan pada pertimbangan dan pemilihan instrumen (alat) ukur yang tepat untuk digunakan dan menentukan perkiraan sautu objek tertentu sebelum melakukan pengukuran dengan suatu alat ukur untuk mendapatkan ukuran yang tepat.
Untuk melakukan latihan pengukuran, bisa menggunakan alat ukur yang dibuat sendiri atau dikembangkan dari benda- benda yang ada disekitar. Sedangkan pada tahap selanjutnya, menggunakan alat ukur yang telah baku digunakan sebagai alat ukur. Sebagai contoh, dalam pengukuran jarak, bisa menggunakan potongan kayu, benang, ukuran tangan, atau kaki sebagai satuan ukurnya. Sedangkan dalam pengukuran isi, bisa menggunakan biji- bijian atau kancing yang akan dimasukkan untuk mengisi benda yang akan diukur.
Contoh kegiatan mengukur dengan alat ukur standar/ baku adalah siswa memperkirakan dimensi linear dari benda- benda (misalnya yang ada di dalam kelas) dengan menggunkan satuan centi meter (cm), dekameter (dm), atau meter (m). Kemudian siswa dapat menggunakan meteran (alat ukur, mistar atau penggaris) untuk pengukuran benda sebenarnya.
4. Keterampilan Mengkomunikasikan
Menurut Abruscato (Nasution, 2007: 1.44 ) mengkomunikasikan adalah menyampaikan hasil pengamatan yang berhasil dikumpulkan atau menyampaikan hasil penyelidikan. Menurut Esler dan Esler ((Nasution, 2007: 1.44) dapat dikembangkan dengan menghimpun informasi dari grafik atau gambar yang menjelaskan benda- benda serta kejadain- kejadian secara rinci.
Kegiatan untuk keterampilan ini dapat berupa kegiatan membaut dan menginterpretasi informasi dari grafik, charta, peta, gambar, dan lain- lain. Misalnya siswa mengembangkan keterampilan mengkomunikasikan deskripsi benda- benda dan kejadian tertentu secar rinci. Siswa diminta untuk mengamati dan mendeskrifsikan beberapa jenis hewan- hewan kecil ( seperti ukuran, bentuk, warna, tekstur, dan cara geraknya), kemudain siswa tersebut menjelaskan deskrifsi tentang objek yang diamati didepan kelas.
5. Keterampilan Menginferensi
Keterampilan menginferensi menurut Esler dan Esler dapat dikatakan juga sebagai keterampilan membuat kesimpulan sementara. Menurut Abruscato , menginferensi/ menduga/ menyimpulakan secara sementara adalah adalah menggunakan logika untuk memebuat kesimpulan dari apa yagn di observasi( Nasution, 2007 : 1.49)
Contoh kegiatan untuk mengembangkan keterampilan ini adalah dengan menggunakan suatu benda yang dibungkus sehingga siswa pada mulanya tidak tahu apa benda tersebut. Siswa kemudian mengguncang- guncang bungkusan yang berisi benda itu, kemudian menciumnya dan menduganya apa yang ada di dalam bungkusan ini. Dari kegiatan ini, siswa akan belajar bahwa akan muncul lebih dari satu jenis inferensi yang dibuat untuk menjelaskan suatu hasil observasi. Disamping itu juga belajar bahwa inferensi dapat diperbaiki begitu hasil observasi dibuat.
6. Keterampilan Memprediksi
Memprediksi adalah meramal secara khusus tentangapa yang akan terjadi lpada observasi yang akan datang (Abruscato Nasution, 2007 : 1.55) atau membuat perkiraan kejadian atau keadaan yang akan datang yang diharapkan akan terjadi (Carin, 1992). Keterampilan memprediksi menurut Esler dan Esler adalah keterampilan memperkirakan kejadian yang akan datang berdasarkan dari kejadian- kejadian yang terjadi sekarang, keterampialn menggunakna grafik untuk menyisipkan dan meramalkan terkaan- terkaan atau dugaan- dugaan. (Nasution, 2007 : 1.55)
Jadi dapat dikatakan bahwa memprediksi sebagai menyatakan dugaan beberapa kejadian mendatang atas dasar suatu kejadian yang telah diketahui Contoh kegiatan untuk melatih kegiatan ini adalah memprediksi berapa lama (dalam menit, atau detik) lilin yang menyala akan tetap menyala jika kemudian ditutup dengan toples (dalam berbagai ukuran) yang ditelungkupkan.
7. Keterampilan Mengenal Hubungan Ruang dan Waktu
Keterampilan mengenal hubungan ruang dan waktu menurut Esler dan Esler meliputi keterampilan menjelaskan posisi suatu benda terhadap lainnya atau terhadap waktu atau keterampilan megnubah bentuk dan posisi suatu benda setelah beberapa waktu. Sedangkan menurut Abruscato menggunakan hubungan ruang- waktu merupakan keterampilan proses yan gberkaitan dengan penjelasan- penjelasan hubungan- hubunagn tentang ruang dan waktu beserta perubahan waktu.
Untuk membantu mengembangkan pengertian siswa terhadap hubungan waktu- ruang, seorang guru dapat memberikan pelajaran tentang pengenalan dan persamaan bentuk- bentuk dua dimensi (seperti kubus, prisma, elips). Seorang guru dapat menyuruh sisiwa menjelaskan posisinya terhadap sesuatu, misalnya seorang siswa dapat menyatakan bahwa ia berada ia berada di baridsan ketiga bangku kedua dari kiri gurunya.
8. Keterampilan Mengenal Hubungan Bilangan- bilangan
Keterampilan mengenal hubungan bilangan- bilangan menurut Esler dan Esler meliputi kegaitan menemukan hubungan kuantitatif diantara data dan menggunakan garis biangan untuk membuat operasi aritmatika (matematika). Carin mengemukakan bahwa menggunakan angka adalah mengaplikasikan aturan- aturan atau rumus- ruumus matematik untuk menghitung jumlah atau menentukan hubungan dari pengukuran dasar. Menurut Abruscato, menggunakan bilangan merupakan salah satu kemampuan dasar pada keterampilan proses.( Nasution, 2007: 1.61- 1.62).
Kegiatan yang dapat digunakan untuk melatih keterampilan ini adalah menentukan nilai pi dengan mengukur suatu rangkaian silinder, menggunakan garis bilangan untuk operasi penambahan dan perkalian. Latihan- latihan yang mengharuskan siswa untuk mengurutkan dan membandingkan benda- benda atau data berdasarkan faktor numerik membantu untuk mengembangkan keterampilan ini.