Jumat, 30 Desember 2011

Cara Merawat Rambut Kering

Kumpulan cara merawat rambut kering dan perawatan rambut kering agar tampak indah dan berkilau. Rambut merupakan sebuah mahkota, untuk itu kita harus merawatnya agar terlihat sehat dan berkilau. Siapa sich yang tidak ingin mempunyai rambut yang indah dan mudah ditata, tetapi sayangnya tidak semua orang yang mempunyai rambut seperti itu. Pasti ada saja permasalahan yang kita alami, mulai dari rambut kering, rontok, kusam, bahkan rambut bercabang ataupun berketombe. Untuk itu diperlukan suatu perawatan khusus



Sebenarnya dalam merawat rambut juga gampang-gampang susah loch sahabat. Tetapi dalam artikel kali ini saya akan memberikan informasi yang mudah bagi sahabat Fabeluna untuk mencobanya dirumah. Rambut mempunyai jenis yang berbeda-beda dan dalam melakukan perawatannya juga berbeda pula loch sahabat. Nah bagi sahabat yang mempunyai permasalahan dengan rambut kering, yuk ikuti terus artikel kali ini yang akan membahas cara merawat rambut kering^,^

 @ Sahabat bisa merawat rambut kering dengan menggunakan buah alpukat. Caranya adalah belahlah buah advokat menjadi 2 bagian, buang bijinya, lalu pisahkan antara kulit advokat dengan menggunakan sendok makan. Setelah itu haluskan hingga teksturnya menjadi lebih lembut seperti bubur, dan tambahkan 1 sendok makan minyak zaitun dan 1 sendok makan madu. Lalu aduklah hinggan rata.

  note : Sebelum menggunakan masker advokad, sebaiknya basahilah rambut terlebih dahulu. Lalu tempelkan masker advokad yang telah dibuat tadi dari ujung rambiut hingga akar rambut. Setelah itu, diamkan selama 30 hingga 40 menit. Lalu bilaslah menggunakan air dingin.

@ Selain buah alpukat sahabat juga bisa mencobanya dengan menggunakan Minyak Zaitun. Caranya adalah pijatlah daerah kepala sahabat kurang lebih 30 menit sebelum keramas. Setelah itu bilaslah dengan air bersih. Minyak zaitun mengandung vitamin E dan antioksidan yang cukup besar yang dapat melembabkan rambut kering dan rusak.

@   Hindarilah keramas setiap hari. Karena jika kita mencuci rambut setiap hari dapat menguras minyak alami yang terdapat pada rambut. Sehingga rambut akan menjadi kusam, kering dan kusut. Sebaiknya keramaslah setiap 2 hari sekali.

Gimana dengan informasi cara merawat rambut diatas ? Cukup mudah bukan ? semoga dapat membantu permasalahan yang sedang sahabat alami dengan rambut kering. Selain artikel diatas sahabat juga bisa membaca artikel lainnya mengenai cara mengecilkan paha dan tips kecantikan. Jangan lupa dikunjungi yach.. Terima kasih.. ^^

Rabu, 28 Desember 2011

KARAKTER DAN TIPE KEPEMIMPINAN


1.       Kelebihan dan kelemahan karakter-karakter kepemimpinan
Telah kita ketahui terdapat 4 (empat) karakter kepemimpinan yaitu astha brata, panca brata, dasa dharma dan astha dasa kautamaning prabu. Berikut kelemahan dan kelibahannya msing-masing :
a.      Astha brata  yang terdiri dari
-        watak bumi : kuat dan berwibawa, keburukannya : kurang memiliki semangat tinggi
-        air : dapat menerima masukan dlm bentuk apapun, kekurangannya : kurang memiliki semangat yang berkobar-kobar.
-        api : memiliki semangat tinggi kekurangannya : cederung bersikap otoriter
-        angin : mampu menghindari rasa malas kekurangannya : terlalu bijaksana sehingga sering disalahgunakan
-        matahari : mampu memberikan semangat pada bawahannya kekurangannya : terlalu konsisten sehingga bila bawahan ada yang melanggar peraturan langsung akan diberi konsekuensi
-        bulan : mampu memberikan penerangan
-        bintang : menjadi sauri tauladan
-        mendung : memiliki kesan berwibawa kekurangannya : kurang memiliki semangat tinggi
b.     dasa dharma raja
Kelebihannya : memiliki ketulusan mengemban tugas, berani berkorban, sederhana, ramah tetapi kekurangannya : kurang memiliki semangat yang menggebu-gebu untuk menyelesaikan pekerjaannya
c.      Astha dhasa
Kelebihannya : sabar, loyalitasnya tinggi, pandai mnyusun strategi
kekurangannya : karena mendapat dukungan dari bawahan sehingga merasa melayang
2.       Di lingkungan militer tipe kepemimpinan otoriter perlu diterapkan.
Sebelum kita ketahui mengapa, kita pahami terlebih dahulu tentang kata otoriter. Setiap mendengar kata otoriter, kita pasti akan terbayang dengan seorang pimpinan yang mengharuskan segala kehendaknya terlaksana oleh bawahannya. Otoriter juga terkadang dinisbatkan kepada seseorang yang berjiwa ‘pemaksa’, sampai-sampai orang lain dibuatnya tidak memiliki pilihan lain kecuali pilihan yang ia sodorkan. Orang-orang seperti ini banyak disekitar kita. Kehidupan militer memang dekat dengan sistem otoriter, masyarakat sipil dan bisnis tidak terbiasa dengansistem ini. Anda bisa tahu mengapa? Dalam militer, otoriter dapat berhasil dengan baik karena para komandan mereka memberikan contoh yang sama persis dengan apa yang mereka perintahkan. Perintah itu pun hanya terbatas pada perintah yang bersifat umum, bukan pribadi. Kalaupun pribadi, para komandan mereka telah melakukannya terlebih dahulu. Dunia sipil dan bisnis tidak dibangun dengan cara bagaimana dunia militer dibangun. Sipil dan bisnis memiliki banyak sekali kemungkinan pemecahan yang kreatif. Jika memang ingin menerapkan konsep otoriter dalam dunia ini, sipil dan bisnis, Anda harus mampu memberikan contoh signifikan yang sama persis dengan apa yang Anda perintahkan. Militer memiliki apa yang tidak, atau belum, dimiliki oleh dunia sipil dan bisnis yaitu: kepemimpinan dan keteladanan. Anda dapat mencari contoh pemimpin otoriter dunia yang berhasil. Mereka pasti memiliki kapasitas minimal dua hal diatas. Lainnya akan
jatuh berantakan dalam waktu dekat. Dan memang, hampir di manapun di permukaan
bumi ini, sistem otoriter tak akan bertahan dalam waktu yang sangat lama.
Ada banyak dampak yang ditimbulkan oleh kepemimpinan yang otoriter. Dari kepemimpinan yang otoriter tidak lantas membuat suatu organisasi berjalan menjadi lebih baik sehingga seharusnya kepemimpinan dalam suatu organisasi tidak bersifat otoriter terutama dalam institusi pendidikan. Dalam suatu organisasi terutama dalam institusi pendidikan diharuskan pemimpin yang tegas dan disiplin dalam memberikan perintah. Hal ini ditujukan agar setiap anggota organisasi dapat bertanggung jawab penuh dengan tugas yang dijalaninya.
Jadi dalam dunia militer harus diterapkan kepemimpinan yang otoriter karena untuk meningkatkan kedisiplinan dan rasa tanggung jawab terhadap tugas yang diembannya.tetapi kepemimpinan yang seperti ini juga memiliki keburukan, yaitu :
a.       Tidak mendengarkan aspirasi anggota yang lain.
b.       Mau menang sendiri.
c.       Hanya mementingkan kepentingan kelompok saja.
3.       Dalam kepemimpinan demokratis, suara rakyat harus diikuti.
Demokrasi adalah pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Begitulah pemahaman yang paling sederhana tentang demokrasi, yang diketahui oleh hampir semua orang.Berbicara mengenai demokrasi adalah memburaskan (memperbincangkan) tentang kekuasaan, atau lebih tepatnya pengelolaan kekuasaan secara beradab. Ia adalah sistem manajemen kekuasaan yang dilandasi oleh nilai-nilai dan etika serta peradaban yang menghargai martabat manusia. Pelaku utama demokrasi adalah kita semua, setiap orang yang selama ini selalu diatasnamakan namun tak pernah ikut menentukan.  Menjaga proses demokratisasi adalah memahami secara benar hak-hak yang kita miliki, menjaga hak-hak itu agar siapapun menghormatinya, melawan siapapun yang berusaha melanggar hak-hak itu. Demokrasi pada dasarnya adalah aturan orang (people rule), dan di dalam sistem politik yang demokratis warga mempunyai hak, kesempatan dan suara yang sama di dalam mengatur pemerintahan di dunia publik. Sedang demokrasi adalah keputusan berdasarkan suara terbanyak. Di Indonesia, pergerakan nasional juga mencita-citakan pembentukan negara demokrasi yang berwatak anti-feodalisme dan anti-imperialisme, dengan tujuan membentuk masyarakat sosialis.
Dari pemaparan diatas jelas bahwa suara rakyat harus diikuti, ini diangkat dari pengertian demokrasi itu sendiri bahwa demokrasi adalah pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Semuanya bertolak dari rakyat yang kemudian untuk rakyat itu sendiri. Contohnnya saja saat pemilihan presiden, ini menggunakan sistem demokrasi dimana presiden dipilih langsung oleh rakyat dan yang kemudian keputusan-keputusan yang dibuat Presiden tersebut berdampak dan dirasakan langsung oleh rakyat.
Pada jaman pemerintahan Gus Dur, landasan demokrasi adalah keadilan, dalam arti terbukanya peluang kepada semua orang, dan berarti juga otonomi atau kemandirian dari orang yang bersangkutan untuk mengatur hidupnya, sesuai dengan apa yang dia ingini. Jadi masalah keadilan menjadi penting, dalam arti dia mempunyai hak untuk menentukan sendiri jalan hidupnya, tetapi harus dihormati haknya dan harus diberi peluang dan kemudahan serta pertolongan untuk mencapai itu.
4.       Yang dimaksud kepemimpinan kolegial adalah Cara seorang pemimpin menerapkan pola kepemimpinannya berkaitan erat dengan visi dan misinya tentang kepemimpinan dan karakteristik lembaga dimana dia memimpin atau dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan kolegial adalah pemimpin yang mendelegasikan wewenangnya. Nabi SAW dan para sahabatnya diikat oleh pola kepemimpinan kolegial yang dilandasi oleh nilai – nilai egaliterisme yang tinggi. Pola kepemimpinan yang mengatur peran individu, dan tanggung jawab kelompok terhadap masyarakat. Inilah fungsi kepemimpinan yang diterapkan Rasulullah dengan pola kepemimpinan kolegialnya.
Cara seorang pemimpin menerapkan pola kepemimpinannya berkaitan erat dengan visi dan misinya tentang kepemimpinan dan karakteristik lembaga dimana dia memimpin. Pada era globalisasi dan otonomisasi, para pemimpin partai politik akan dapat menggerakkan semua potensi sumber daya manusia yang ada jika mereka mampu menerapkan kepemimpinan kolegial. Yaitu, dengan mengembangkan dan menyalurkan kebebasan berpikir dan mengeluarkan pendapat, serta mengembangkan kerja sama yang efektif, mengusahakan dan mendorong terjadinya pertemuan pendapat dan membantu menyelesaikan masalah – masalah, baik yang dihadapi secara perseorangan maupun kelompok. Mereka harus melihat partai politik yang mereka pimpin sebagai lembaga kolegal, yakni perwujudan sebuah “ideal collegiality”. Setiap orang yang ada di dalamnya diberi kebebasan mengeluarkan pendapat dalam proses pengambilan kebijakan dan keputusan – keputusan dibuat berdasarkan suara mayoritas, sehingga tidak ada suara kelompok orang yang lebih dominan dari suara kelompok orang yang lebih dominant dari suara kelompok lain dan tidak ada kebijakan – kebijakan yang lebih mementingkan anggota atau kelompok tertentu.
Kepemimpinan kolegal mendistribusikan kekuasaan dan tanggung jawabnya secara proporsional di semua lini dan hirarki, sehingga ada kreativitas di semua unit kerja organisasi. Seorang pemimpin yang hanya diberi tanggung jawab tanpa diberi kekuasaan akan frustasi dalam menjalankan tugas – tugas kepemimpinannya.
Contohnya : misalnya saja saya seorang pemimpin dan suatu saat saya memiliki tugas, maka saya akan membagi-bagikan tugas kebawahan saya, sehingga bawahan dapat bebas berfikir mengembangkan dan menyalurkan pikirannya serta bebas mengeluarkan pendapat, serta mengembangkan kerja sama yang efektif, mengusahakan dan mendorong terjadinya pertemuan pendapat dan membantu menyelesaikan masalah – masalah, baik yang dihadapi secara perseorangan maupun kelompok.
5.       Di jaman globalisasi ini tipe kepemimpinan yang paling baik digunakan ialah tipe kepemimpinan demokratis dimana demokrasi adalah pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Begitulah pemahaman yang paling sederhana tentang demokrasi, yang diketahui oleh hampir semua orang. Jadi keberadaan rakyat benar-benar diakui.Menjaga proses demokratisasi adalah memahami secara benar hak-hak yang kita miliki, menjaga hak-hak itu agar siapapun menghormatinya, melawan siapapun yang berusaha melanggar hak-hak itu. Demokrasi pada dasarnya adalah aturan orang dan di dalam sistem politik yang demokratis warga mempunyai hak, kesempatan dan suara yang sama di dalam mengatur pemerintahan di dunia publik. Sedang demokrasi adalah keputusan berdasarkan suara terbanyak. Di Indonesia, pergerakan nasional juga mencita-citakan pembentukan negara demokrasi yang berwatak anti-feodalisme dan anti-imperialisme, dengan tujuan membentuk masyarakat sosialis.

Senin, 26 Desember 2011

EKONOMI INTERNASIONAL TEORI KEUNGGULAN ABSOLUT DAN KOMPARATIF


TEORI KEUNGGULAN MUTLAK
(ABSOLUTE ADVANTAGE)

Teori keunggulan mutlak dikemukakan oleh Adam Smith (1776) dalam bukunya The Wealth of Nation. Adam Smith menganjurkan perdagangan bebas sebagai kebijakan yang mampu mendorong kemakmuran suatu negara. Dalam perdagangan bebas, setiap negara dapat menspesialisasikan diri dalam produksi komoditas yang memiliki keunggulan mutlak/absolut dan mengimpor komoditi yang memperoleh kerugian mutlak. Dengan spesialisasi, masing-masing negara dapat meningkatkan pertambahan produksi dunia yang dapat dimanfaatkan secara bersama-sama melalui perdagangan internasional. Jadi melalui perdagangan internasional yang berdasarkan keunggulan mutlak, masing-masing negara yang terlibat dalam perdagangan akan memperoleh keuntungan yang serentak melalui spesialisasi, bukan dari pengorbanan negara lain. Contoh: Indonesia dan India memproduksi dua jenis komoditi yaitu pakaian dan tas dengan asumsi (anggapan) masing-masing negara menggunakan 100 tenaga kerja untuk memproduksi kedua komoditi tersebut. 50 tenaga kerja untuk memproduksi pakaian dan 50 tenaga kerja untuk memproduksi tas. Hasil total produksi kedua negara tersebut yaitu:

Produk
Indonesia
India
Pakaian
40 unit
20 unit
Tas
20 unit
30 unit

Berdasarkan informasi di atas, Indonesia memiliki keunggulan mutlak dalam produksi pakaian dibandingkan dengan India, karena 50 tenaga kerja di Indonesia mampu memproduksi 40 tenaga kerja dan India hanya bisa memproduksi 20 unit. Sedangkan India memiliki keunggulan mutlak dalam memproduksi tas karena India bisa membuat 30 tas, Indonesia hanya 20 tas. Jadi Indonesia memiliki keunggulan mutlak dalam produksi pakaian dan India memiliki keunggulan mutlak dalam produksi tas. Apabila Indonesia dan India melakukan spesialisasi produksi, hasilnya akan sebagai berikut.
Produk
Indonesia
India
Pakaian
40 unit
20 unit
Tas
20 unit
30 unit

Dengan melakukan spesialisasi hasil produksi semakin meningkat. Karena Indonesia dan India memindahkan tenaga kerja dalam produksi komoditi yang menjadi spesialisasi. Sebelum spesialisasi, jumlah produksi sebanyak 60 unit pakain dan 40 unit tas. Tetapi setelah spesialisasi, jumlah produksi meningkat menjadi 80 unit pakaian dan 60 unit tas. Jadi keunggulan mutlak terjadi apabila suatu negara dapat menghasilkan komoditi-komoditi tertentu dengan lebih efisien, dengan biaya yang lebih murah dibandingkan dengan negara lain.


TEORI KEUNGGULAN KOMPARATIF
Teori keuntungan komparatif ini dikembangkan oleh David Ricardo, yang menyatakan bahwa setiap negara akan memperoleh keuntungan jika ia menspesialisasikan pada produksi dan ekspor yang dapat diproduksinya pada biaya yang relatif lebih murah, dan mengimpor apa yang dapat diprosuksinya pada biaya yang relatif lebih mahal.
Ilustrasinya dapat dilihat pada tabel berikut :
Kebutuhan Jam Kerja untuk Produksi
Produk
Amerika
Eropa
Pizza
1
3
Pakaian
2
4
Agar terlihat sederhana, diasumsikan ada dua negara (Amerika dan Eropa) dan dua output (pizza dan pakaian). Keduanya memiliki sumber daya masing-masing 120 jam tenaga kerja (TK) untuk memproduksi pizza dan pakaian. Namun Amerika mampu memproduksi i unit pizza dengan 1 jam TK dan 1 unit pakaian dengan 2 jam TK. Sedangkan Eropa membutuhkan 3 jam TK untuk memproduksi 1 unit pizza dan 4 jam TK untuk pakaian.
Sekedar keterangan, Amerika mampu memproduksi keduanya dengan jam TK (input) yang lebih sedikit daripada Eropa. Menurut Teori Keuntungan Absolut (Absolute Advantage), Amerika seharusnya memproduksi keduanya sendiri. Namun tidak demikian menurut teori keuntungan komparatif. Kita lihat perbandingannya dibawah dengan menggunakan teori keuntungan komparatif :
Sebelum melakukan perdagangan, produksi di kedua negara menghasilkan upah riil yang berbeda bagi TK. Upah riil bagi TK di Amerika adalah 1 pizza atau 1/2 pakaian. Sementara di Eropa, upah riil TK hanya 1/3 pizza atau 1/4 pakaian. Artinya upah di Eropa lebih rendah dibandingkan di Amerika dan TK di Eropa memiliki daya beli yang relatif lebih kecil. Ini tentunya juga menimbulkan perbedaan biaya produksi, dan jika pasar adalah persaingan sempurna, harga pizza dan pakaian akan berbeda di kedua negara.
Sementara itu, mari kita lihat berapa total output yang mampu diproduksi kedua negara tanpa melakukan perdagangan. Jika diasumsikan dari total 120 jam TK (input) yang tersedia di tiap negara separuhnya dialokasikan untuk produksi pizza dan separuhnya lagi dialokasikan untuk produksi pakaian, maka total produksi kedua negara adalah sebagai berikut :



Kebutuhan jam Tenaga Kerja untuk Produksi
Produk
Amerika
Eropa
Pizza
60
20
Pakaian
30
15
Total
            90  +  35   = 125

Dengan input 120 jam TK yang dimiliki masing-masing negara, jika dialokasikan separuh-separuh, Amerika mampu memproduksi 60 pizza (60 jam TK / 1) dan 30 pakaian (60 jam TK / 2). Sedangkan Eropa mampu memproduksi 20 pizza (60 jam TK / 3) dan 15 pakaian (60 jam TK / 4). Dengan demikian, total produksi yang dihasilkan kedua negara adalah 125 unit, yang terdiri dari pizza dan pakaian.
Menurut teori keuntungan komparatif, Amerika seharusnya hanya memproduksi pizza dan Eropa memproduksi pakaian. Ini karena produksi pakaian relatif lebih mahal bagi Amerika, dengan rasio harga produksi 2 dibandingkan dengan 4/3 yang mampu diproduksi Eropa (lihat gambar 1). Sedangkan pizza relatif lebih mahal bagi Eropa karena rasio harga produksinya adalah 3/4 dibandingkan dengan 1/2 yang mampu diproduksi Amerika (lihat gambar 1). jadi, perbandingan dalam teori ini adalah berdasarkan harga relatif di kedua negara, bukan hanya di satu negara.
Sebenarnya, jika tidak ada regulasi larangan ekspor-impor, perdagangan antar ekduanya akan tercipta secara alamiah. Jika keduanya terus memproduksi pizza dan pakaian sendiri (tidak melakukan perdagangan), maka akan terjadi perbedaan harga yang akan mendorong arbitrasi. Dengan asumsi biaya transpotasi tidak ada atau relatif sangat kecil, Amerika kemudian akan mengekspor pizza ke Eropa dan Eropa akan mengekspor pakaian ke Amerika. Karena biaya produksi yang lebih murah, harga pizza Amerika yang diekspor juga akan lebih murah dan ini mendorong harga pizza di Eropa turun. JIka harga pizza di eropa terlalu rendah bagi produsen Eropa, mereka akan menutup produksinya karena tidak menguntungkan lagi. Akhirnya mereka akan beralih ke produksi yang lebih menguntungkan, yaitu pakaian. Sedangkan kebutuhan pizza di Eropa akan dipenuhi dengan impor. Hal yang sama juga terjadi terhadap pakaian di Amerika. Pada akhirnya, perbedaan harga akan membuat Amerika hanya memproduksi Pizza dan Eropa hanya memproduksi pakaian.
Setelah melakukan perdagangan, total output kedua negara adalah sebagai berikut :




Kebutuhan jam Tenaga Kerja untuk Produksi
Produk
Amerika
Eropa
Pizza
120
0
Pakaian
0
30
Total
            120  +  30   = 150

Pada gambar diatas, Amerika menggunakan semua inputnya (120 jam TK) untuk memproduksi pizza saja, sehingga menghasilkan 120 pizza (120 jam TK / 1). Sedangkan Eropa menggunakan semua inputnya untuk memproduksi pakaian saja, sehingga menghasilkan 30 pakaian (120 jam TK / 4). Ternyata total output kedua negara meningkat dengan melakukan spesialisasi produksi ini, yaitu menjadi 150 unit.
Ilustrasi diatas menjelaskan mengapa negara-negara perlu melakukan perdagangan internasional dan bagaimana negara yang terlibat saling memperoleh keuntungan.