1.
Definisi
Efisiensi
Kebenaran pernyataan mengenai “ kantor adalah
orang-orang “, pada akhirnya di pandang dari sudut manapun pekerjaan kantor
dilaksanakan oleh, dengan dan untuk orang-orang. Artinya manajemen perkantoran
tidak mungkin dapat berjalan dengan baik apabila tidak didukung dengan sumber
daya manusia yang juga baik. Kebenaraan fundamental tersebut bisa terlupakan
oleh kita, akibat banyaknya perhatian yang kita berikan kepada komputer,
alat-alat perkantoran otomatis, mesin-mesin, teori-teori baru mengenai
manajemen perkantoran, analisa sistematis, dan dekorasi perkantoran. Begitu
juga dengan efisiensi pekerjaan dan azas-azas yang terdapat didalamnya, hal ini
juga sangat penting untuk pelaksanaan aktivitas perkantoran.
Kata "Efisien"
berasal dari bahasa latin efficere yang berarti menghasilkan, mengadakan,
menjadikan. Efisiensi dapat dirumuskan menurut suatu pengertian tertentu yaitu
memaksimumkan perbandingan antara hasil bersih yang nyata (imbangan
akibat-akibat yang dikehendaki terhadap yang tidak dikehendaki) dengan
pengorbanan yang diberikan.
Suatu tindakan dapat disebut efisien
apabila mencapai hasil yang maksimum dengan usaha tertentu yang diberikan. Atau
apabila mencapai suatu tingkat hasil tertentu dengan usaha terkecil yang
mungkin diberikan.
Definisi Efisiensi Menurut
Para Ahli
Miranda (2003) menyatakan bahwa
efisiensi adalah prediksi keluaran/ output pada buaya minimum, atau merupakan rasio antara
kuantitas sumber yang digunakan dengan keluaran yang dikirim.
Gie (1997:26) menjelaskan bahwa
efisiensi adalah satu pengertian tentang perhubungan optimal antara pendapatan
dan pengeluaran, bekerja keras dan hasil-hasilnya, modal dan keuntungan, biaya
dan kenikmatan, yang ada kalanya juga disamakan dengan ketepatan atau dapat
juga dirumuskan sebagai perbandingan terbaik antara pengeluaran dan penghasilan,
antara suatu usaha kerja dengan hasilnya. Perbandingan ini dapat dilihat dari
dua segi, yaitu :
1. Segi Hasil
Suatu
pekerjaan dapat disebut efisien jika dengan usaha tertentu memberikan hasil
yang maksimal. Hasil yang dimaksud yaitu mengenai kualitas dan kuantitas
maksimal yang diperoleh.
2. Segi Usaha
Suatu
pekerjaan dapat dikatakan efisien jika suatu hasil tertentu tercapai dengan
usaha yang minimal. Usaha yang dimaksud mengandung tiga unsur, yaitu waktu,
biaya, dan metode kerja.
Perbandingan terbaik antara usaha
kerja dan hasilnya dalam setiap pekerjaan terutama ditentukan oleh bagaimana
pekerjaan itu dilakukan. Jadi efisiensi kerja pada umumnya merupakan perwujudan
dari cara-cara bekerja yang efisien, dilihat dari segi usaha yang meliputi 3
unsur yaitu waktu, biaya dan metode kerja (tenaga dan pikiran), suatu cara
bekerja yang efisien ialah cara yang dengan tanpa sedikitpun mengurangi hasil
yang hendak dicapai yaitu :
1. Cara yang termudah;
2. Cara yang teringan;
3. Cara yang tercepat;
4. Cara yang tersingkat;
5. Cara yang termurah.
Suatu cara
bekerja efisien yang dipraktekkan pada suatu satuan usaha tertentu akan
mengakibatkan tercapainya hasil yang dikehendaki, bahkan dalam derajat yang
tinggi mengenai mutu dan hasilnya. Jadi hasil yang maksimal dalam setiap
pekerjaan tergantunga pada cara bekerja yang efisien.
Jadi Efisiensi
adalah perbandingan terbaik antara suatu kegiatan dengan hasilnya. Menurut
definisi ini, efisiensi terdiri atas 2 unsur yaitu kegiatan dan hasil dari
kegiatan tersebut. Kedua unsur ini masing-masing dapat dijadikan pangkal untuk mengembangkan Efisiensi
merupakan suatu ukuran keberhasilan yang dinilai dari segi besarnya
sumber/biaya untuk mencapai hasil dari kegiatan yang dijalankan.
Pengertian
efisiensi menurut Mulyamah (1987;3) yaitu: “Efisiensi merupakan suatu ukuran dalam membandingkan rencana penggunaan
masukan dengan penggunaan yang direalisasikan atau perkataam lain penggunaan
yang sebenarnya”
Sedangkan pengertian efisiensi
menurut SP.Hasibuan (1984;233-4) yang mengutip pernyataan H. Emerson adalah: “Efisiensi adalah perbandingan yang terbaik
antara input (masukan) dan output (hasil antara keuntungan dengan sumber-sumber
yang dipergunakan), seperti halnya juga hasil optimal yang dicapai dengan
penggunaan sumber yang terbatas. Dengan kata lain hubungan antara apa yang
telah diselesaikan.”
Menurut Soekartawi (1989:29),
mengemukakan bahwa efisiensi pemasaran akan terjadi jika :
1.
Biaya
pemasaran bisa ditekan sehingga ada keuntungan
2.
Pemasaran
dapat lebih tinggi
3.
Prosentase
pembedaan harga yang dibayarkan konsumen dan produsen tidak terlalu tinggi.
4.
Tersedianya
fasilitas fisik pemasaran.
Adapun
untuk mencari tingkat efisiensi dapat digunakan rumus sebagai berikut :
Efisiensi = Input Target/Input Aktual >=1. Jika input yang ditargetkan berbanding input aktual lebih besar atau sama dengan 1 (satu), maka akan terjadi efisiensi. Jika input yang ditargetkan berbanding input aktual kurang daripada 1 (satu), maka efisiensi tidak tercapai.
Efisiensi = Input Target/Input Aktual >=1. Jika input yang ditargetkan berbanding input aktual lebih besar atau sama dengan 1 (satu), maka akan terjadi efisiensi. Jika input yang ditargetkan berbanding input aktual kurang daripada 1 (satu), maka efisiensi tidak tercapai.
Menurut
Drs. Soekarno K. dalam bukunya yang berjudul Dasar-Dasar Manajemen. Bahwa yang
dimaksud dengan efisiensi ialah perbandingan yang terbaik antara masukan
(“input”) dan keluaran (“output”), atau antara daya usaha dan hasil, atau
antara “pengeluaran” dan “pendapatan.” Dalam pengertian manajemen yang sehat
sudah tersimpul pengertian efisiensi dan efektifitas, dalam arti bahwa segala
sesuatu dikerjakan dengan berdaya-guna : artinya dengan tepat, cepat, hemat,
dan selamat.
1.
Tepat
: kena sasaran, apa yang dikehendaki
tercapai, atau apa yang dicita-citakan menjadi kenyataan.
2. Cepat :
tidak menghabiskan waktu yang
tidak perlu, selesai tepat pada waktunya atau sebelum waktu yang ditetapkan.
3. Hemat : dengan
biaya yang sekecil-kecilnya, tanpa terjadi pemborosan dalam bidang apapun.
4. Selamat : segala
sesuatu sampai pada tujuan yang dimaksud tanpa mengalami hambatan hambatan, kelambatan-kelambatan, ataupun
kemacetan-kemacetan.
Selanjutnya
menurut The Liang Gie, dalam bukunya yang berjudul Administrasi Perkantoran
Modern. Bahwa pengertian efisiensi kerja adalah perbandingan terbaik antara
suatu kerja dengan hasil yang dicapai oleh kerja itu. Selanjutnya bilamana
suatu kerja dianalisis, dapatlah dibedakan dalam 2 segi, yaitu intinya dan
susunannya. Intinya ialah rangkaian aktivitas-aktifitasnya itu sendiri yang
wujudnya mengikuti tujuan yang hendak dicapai, sedang yang dimaksud dengan
susunannya ialah cara-caranya rangkaian aktivitas-aktivitas itu dilakukan.
Jadi, setiap kerja tentu mencakup sesuatu cara tertentu dalam melakukan
tiap-tiap aktivitas, apapun tujuan dan hasil yang ingin dicapai dengan kerja
itu.
Dari beberapa
pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa efisien
tidaknya suatu kegiatan kerja dapat dilihat dari dua segi, yaitu segi usaha dan segi
hasil.Dari segi usaha: suatu hasil dapat dicapai dengan usaha yang kecil atau
sedikit.Dari segi hasil: dengan usaha tertentu memperoleh hasil yang
banyak.Dengan demikian, sesuatu dapat dikatakan efisien bila terjadi dengan
usaha yang
kecil diperoleh hasil yang banyak.
efisien
|
Usaha kecil
|
Hasil banyak
|
2. Efisiensi Pekerjaan Kantor
Efesiensi
memiliki arti secara singkat “hemat segala-galanya”. Secara singkat efisiensi
adalah usaha menghemat materi, tenaga, waktu dansebagainya dalam rangka mengerjakan
sesuatu untuk mencapai tujuantertentu. Efesiensi kerja adalah
pelaksanaan pekerjaan dengan cara-cara tertentu tanpa mengurangi tujuan
yang dikerjakan dengan cara paling mudah mengerjakannya, paling
murah biayanya, paling sedikit tenaganya, palingringan bebannya dan paling
singkat waktunya. Di
dalam kantor, seorang pegawai yang bekerja efesien pasti memiliki kecepatan kerja yang
tinggi, atau kebalikannya, jika dia ingin menyelesaikan pekerjaannya dalam
waktu singkat, dia harus bisa meningkatkan kecepatan kerjanya, berarti dia
harus bekerja dengan efesien. Seorang pegawai yang bekerja tidak efesien,
sudah pasti kecepatan kerjanya lamban, sehingga sering disebut orang
menjadi malas. Asalkan punya motivasi, cara bekerjayang efisien dapat
diterapkan oleh setiap pegawai untuk semua pekerjaankantor baik yang besar
maupun yang kecil
Tujuan dan target tidak berubah
|
Efisiensi Pekerjaan
|
Paling mudah mengerjakannya
|
Paling murah biayanya
|
Paling sedikit tenaganya
|
Paling ringan bebannya
|
Paling singkat waktunya
|
Bekerja dengan
efisien
|
Bekerja tidak efisien
|
Pegawai yang efisien
|
Pegawai yang tidak efisien
|
Biaya jadi murah
Tenaga jadi sedikit
Beban menjadi ringan
|
Pegawai yang rajin dan teladan
|
Pegawai yang malas dan tidak boleh ceroboh
|
Biaya jadi mahal-boros
Tenaga jadi banyak-capek
Beban menjadi berat-payah
Waktu menjadi lama-panjang
Jarak jadi panjang-jauh
|
3.
Efisiensi
Dalam Kantor
Secara singkat dapat dikatakan bahwa efisiensi yang dimaksud
adalah upaya penghematan segala hal didalam pelaksanaan kerja. Semua pegawai
yang ada di dalam kantor harus menyadari bahwa melakukan upaya efisiensi di
dalam kantor adalah kewajiban semua orang tanpa kecuali karenamereka semua
hidup dari kantor itu, yang berarti kantor merupakan nyawa yang amat berharga, sehingga perlu
dipelihara dan dipertahankan sebagaimana
mestinya. Seandainya bisa diupayakan menjadi lebih baik,mengapa tidak
dilakukan? Justru untuk menjawab pertanyaan itu, efisiensi dalam kantor menjadi perlu
dibicarakan.Berbicara tentang efisiensi dalam kantor, berarti melakukan segala
upaya penghematan untuk keperluan kantor, yang bertujuan supaya beban perongkosan yang ditanggung kantor
menjadi bisa berkurang,sehingga kantor bisa tumbuh menjadi sehat.
Efisiensi
dalam kantor bisadilakukan mengenai segala hal mulai dari alat-alat tulis.
Melakukan penghematan tentang alat-alat tulis kantor
merupakan salah satu upaya efisiensi dalam kantor. Misalkan kertas yang dipakai
kertas yang dipakai untuk naskah konsep mestinya dipakai secara bolak-balik dua
muka. Kalau dipakai hanya satu muka, berarti tidak bekerja dengan efisien, yang
juga berarti tidak menjalankan efisiensi dalam kantor. Bolpoin harus dipakai
sampai habis, baru dibuang. Pensil harus dipakai sampai pendek tidak bisa dipakai lagi. Pendek kata, pemakaian semua alat
tulis, tidak ada yang bisa luput dari tindakan efisiensi dalam kantor.
Tindakan efisiensi dalam kantor juga
mencangkup peralatan mesin. Mesin-mesin kantor yang sehari-harinya berfungsi
sebagai alat penunjang pekerjaankantor harus dipelihara dengan baik. Tanpa
mereka, pekerjaan kantor akanmacet. Maka, pemeliharaan dan perawatannya perlu
dilakukan secara rutin.Perawatan harus dilakukan sendiri, kecuali terjadi
kerusakan yang berat di luar jangkauan
kemampuan karyawan kantor, baru diserahkan kepada tukang servisdari
luar.Dalam hal penggandaan, selain mesin fotokopinya perlu dirawat,
kalaumelakukan penggandaan pun secukupnya saja, jangan sampai
terjadipenggandaan yang berlebihan sehingga terjadi pemborosan.Selain alat-alat
tulis dan peralatan kantor, efisiensi dalam kantor jugamenjangkau barang-barang
lain milik kantor baik yang bergerak maupun tidakbergerak. Benda-benda tidak
bergerak seperti tanah dan bangunan lebihmudah untuk dipelihara dan
dpertahankan. Seperti bangunan, kalau tidakterjadi kejadian insidental seperti
bocor dan sebagainya, lebih mudah untukdipertahankan. Tetapi, benda-benda
bergerak seperti mobil juga tidak luputdari pemeliharaan dan perawatan. Tanpa
pemeliharaan dan perawatan,benda- benda bergerak itu sulit untuk
dipertahankan.Sejumlah kelemahan atau perbuatan yang bisa menimbulkan
pemborosan yang menjadi musuh dari upaya efisiensi dalam kantor, dalam hal pemeliharaan
atau pemakai barang-barang dapat disebutkan antara lain seperti berikut ini:
1)
Kelengahan menangani
bahan-bahan mentah sehingga
terjadi kerusakan atau
kadaluarsa. Sebagai cotoh di pabrik, jelas ada banyak bahan-bahan mentah yang
harus diawasi, dipantau dan diperiksa secara terus menerus, sebab kalau sedikit
lengah saja, ada kemungkinan bahan mentah itu menjadi rusak misalnya karena kadaluarsa
(sudah lewat waktu pakainya), khususnya adalah bahan-bahan kimiawi.
2)
Kelengahan menangani
peralatan produksi.
Mesin-mesin yang
dipergunakan di pabrik harus selalu diperiksa kondisinya. Pemeriksaan
rutin ini termasuk perawatan. Misalnya minyak pelumasnya apakah masih bagus,rantai
penghubungnya apakah masih kuat,suku cadang kollagernya
apakah masih berfungsi normal, dan sebagainya.
Semua ini kalau lengah, bisa
menyebabkan terjadinya kerusakan
mendadak yang sudah tentu akan membawa akibat
terjadinyapemborosan yang tidak perlu
3)
Pemuatan
barang yang berlebihan pada alat angkut. Semua
alat angkut seperti truk punya kapasitasnya. Oleh karena itu,pemuatan
barang yang berlebihan pada alat angkut in bisa menyebabkan timbul kerusakan
pada alat angkut itu.
4)
Barang
yang tidak dipakai karena kelebihan tidak dikembalikan ke tempat asa. Dalam pemakaian barang, sering kali
terjadi kelebihan barang sehingga tidak
dipakai.
Barang-barang
yang kelebihan ini mestinya langsung dikembalikan ke tempat asal penyimpanan misalnya gudang,
jikalau tidak, ada kemungkinan barang-barang itu menjadi hilang rusak atau
cacat sehingga terjadi pemborosan.
5)
Cara pengoperasian peralatan yang tidak tepat. Semua
alat ada cara pengoperasiannya sesuai dengan ketentuan dari pabrik pembuatnya.
Jikalau cara pengoperasian ini tidak ditaati, bisa terjadi kerusakan pada peralatan itu.
6)
Pemakaian
barang atau peralatan yang tidak sesuai dengan tujuannya. Semua barang atau
peralatan memiliki tujuan pemakaian sendiri. Tujuan pemakaian ini sudah
ditentukan oleh pabrik yang memproduksinya, maka jikalau kita memakai
barang atau peralatan itu tidak sesuai dengan tujuansemula, ada kemungkinan
akan timbul kerusakan atau kejadian buruk yang lain.
7)
Kerusakan
kecil dibiarkan. Peralatan seperti alat angkut, jikalau dipakai terus, pada
suatu saat pastiakan timbul kerusakan, ada kemungkinan kerusakan itu pada
mulanya adalah kerusakan kecil. Kerusakan
kecil ini harus langsung ditangani, sebab jikalau tidak, berarti
dibiarkan, kerusakan kecil itu bisa berkembang menjadikerusakan besar bahkan
adalah kerusakan yang fatal sehingga terjadi pemborosan besar.
8)
Memakai
barang berlebihan. Barang-barang yang tidak dipakai, barang apapun juga,
semestinya dipakai dalam jumlah secukupnya saja, tidak perlu dilebihkan.
Misalnya fotokopi. Penggandaan yang
dilakukan hanya berjumlah yang dibutuhkan saja, sebab kalau dilebihkan
ada kemungkinan menjadi pemborosan. Jadi, pemakaian barang yang berlebihan
adalah suatu tindakan yang berlawanan dengan prinsip efisiensi dalam kantor
9)
Kelambatan dalam
laporan. Jika ada
kejadian dalam kantor, karyawan bersangkutan semestinya dengan cepat membuat laporan kepada atasannya, agar supaya bisa
diambil langkah-langkah yang diperlukan
untuk mengatasi kejadian itu. Pembuatan dan penyerahan laporan ini jikalau
terlambat, maka akan ada kemungkinan kejadian itu menjadi tidak bisa diatasi
lagi sehingga banyak merugikan kantor.
Sembilan
butir uraian diatas hanya merupakan contoh dari yang sudah terjadi. Jadi intinya semua kejadian buruk tersebut
adalah musuh dari upaya efisiensi dalam kantor.
Inti dari upaya
efisiensi dalam kantor
|
Penghematan
dalam segala hal dan segala bidang didalam kantor
|
4.
Asas-asas
Efisiensi Pekerjaan Kantor
Di dalam kantor, perlu diterapkan efisiensi pekerjaan agar
supaya sesuatu dapat berjalan lebih baik. Untuk
mencapai tujuan itu, ada beberapa asas yangperlu diterapkan
Asas-asas
yang perlu diterapkan sebagai berikut:
1.
Asas perencanaan
Segala sesuatu kegiatan harus punya
perencanaan, supaya bias dijalankan dengan benar, tepat, dapat dikontrol dan
juga dapatdievaluasi, sehingga dapat diperoleh hasil yang maksimal
(sebesar-besarnya).
Perencanaan, berarti penetapan langkah-langkah tindakan yang
diperlukan dalam rangka pencapaian tujuan dengan mengadakan
perhitungan-perhitungan secara matamg dan pertimbangan-pertimbangan yang
sebaik-baiknya. Perwujudan perencanaan pekerjaan kantor itu berupa penetapan
pedoiman tentang maksud dan pengurusan warkat/berkas, pedoman tentang prosedur
atau tata kerja, pedoman tentang pengadaan mesin-mesin kantor dan
penggunaannya, pedoman dan perancangan dan pengendalian formulir.
2.
Asas
penyederhanaan
Penyederhanaan dilakukan dengan tujuan
supaya suatu pekerjaan menjadi lebih mudah atau lebih ringan untuk dikerjakan.
Asas ini meliputi penggunaan cara-cara yang
lebih mudah, praktis dan cepat. Dalam pelaksanaan asas ini biasanya dilakukan
penelitian tentang penggunaan waktu dan gerak (time and motion study) dan penelitian terhadap susunan organisasi
dan tata kerja (organization and method).
Dalam
penelitian tersebut diadakan
pertimbangan-pertimbangan tentang langkah-langkah tindakan yang perlu
dihapuskan atau digabungkan dan hubungan-hubungan kerja dalam organisasi yang
perlu dipersingkat sehingga dapat merampingkan struktur organisasi.
3.
Asas penghematan
Pemakaian biaya, bahan, benda, sedapat
mungkin diusahakan tidak berlebihan, cukup sesuai dengan yang dituntut atau
dibutuhkan
Penghematan berarti pencegahan penggunaan
material dan uang secara berlebihan, sehingga biaya pekerjaan tersebut tidak
menjadi boros. Asas ini meliputi penetapan pedoman tentang perhitungan biaya
dan kemanfaatannya, pedoman tentang perhitungan kebutuhan warkat, pedoman
tentang mekanisasi pekerjaan kantor dan pengurusan mesin kantor, pedoman
tentang perhitungan formulir dan lain-lain.
4.
Asas penghapusan
Menghapus atau meniadakan sesuatu
kegiatan yang dianggap kurang perlu, sudah tentu yang tidak punya dengan hasil
yang hendak dicapai. Dalam
asas ini dilakukan pertimbangan-pertimbangan tentang kegiatan-kegiatan yang
dianggap kurang perlu sehingga sebaiknya dihapuskan atau ditiadakan
5.
Asas
penggabungan
Menggabungkan
atau menyatukan beberapa kegiatan yang memiliki persamaan dalam kemungkinan bisa
dikerjakan sekaligusatau bersamaan sehingga dapat menghemat waktu dan tenaga
kerja. Asas ini
mempertimbangkan langkah-langkah tindakan yang perlu digabungkan sehingga lebih
efisien.
5.
Syarat Efisiensi Kerja
Pelaksanaan pekerjaan yang disebut efisiensi kerja ada
syarat-syaratnya. Syarat-syarat itu harus
dipenuhi agar supaya efisiensi kerja bisa tercapai. Syarat-syarat efisiensi kerja adalah:
(1)
Pekerjaan
yang dikerjakan berguna target dari hasil kerja tercapai sesuai dengan yang
ditetapkan.
(2)
Dalam
pelaksanaan harus ekonomis. Bersifat ekonomis dalam arti biaya, tenaga kerja,
bahan, waktu, peralatan,ruang dan lain-lain semua dipakai dengan
setepat-tepatnya. Tidak terjadi pemborosan.
(3)
Pelaksanaan kerja dapat dipertanggungjawabkan.
Semua pelaksanaan dapat dipertanggungjawabkan dalam arti tidak akan terjadi
hal-hal yang menyeleweng dari yang telah ditetapkan.
(4) Ada pembagian
kerja yang jelas. Dengan
perhitungan tidak mungkin
pekerjaan hanya
dikerjakan olehseorang, maka pembagian
kerja perlu dilakukan.
(5) Wewenang dan tanggung jawab harus sama. Yang dimaksud adalah wewenang dan tanggung jawab dari
pimpinan bersangkutan.
(6)
Prosedur kerja harus
praktis. Pekerjaan yang dimaksud memang
dapat dilaksanakan dengan lancar dan tidak sulit.
6.
Hubungan
Efisiensi dengan Produktivitas Kerja
Produktivitas kerja merupakan
hubungan antara keluaran dalam bentuk barang atau jasa dengan masukan, baik
sumber daya manusia maupun non-manusia, yang digunakan dalam proses produksi.
Hubungan ini dinyatakan dengan
perbandingan antara output dengan input. John Kendrick dalam bukunya “ An Introduction to thee dynamic of
productivity charge ”, mengatakan : Productivity
is the relationship between output of goods and services and the input of
resources, human and nonhuman, used in the productive process. That relationship is usually
expressed in ratio from O and I”(Kendrick, 1977 : 1).
Lebih
lanjut Kusriyanto dalam bukunya: Meningkatkan Produktivitas Kerja mengatakan
bahwa peningkatan produktivitas pada dasarnya dapat dikelompokkan dalam 4
bentuk, yaitu :
- Pengurangan sedikit sumber daya untuk memperoleh jumlah yang sama
- Pengurangan sedikit sumber daya sekadarnya untuk memperoleh jumlah produksi yang lebih besar.
- Pengguanaan jumlah sumber daya yang sama untuk memperoleh jumlah produksi yang lebih besar.
- Penggunaan sumber daya yang lebih besar jumlahnya untuk memperoleh jumlah produksi yang lebih besar lagi. (Kusriyanto, 1991 : 3)
Dengan demikian maka usaha untuk meningkatkan produktivitas
kerja tersebut dilakukan melalui peningkatan efisiensi, dalam arti melakukan
penghematan terhadap sumber daya. Dengan diusahakan efisiensi maka akan
meningkatkan produktivitas kerja karena hubungan antara output dengan input
akan menjadi lebih baik lagi. Sebaliknya peningkatan produktivitas belum tentu
menyebabkan peningkatan efisiensi karena peningkatan produktivitas dapat juga
dilakukan dengan penambahan penggunaan sumber daya yang tidak dibarengi dengan
penghematan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar