Sistem adalah himpunan bagian atau unsur yang saling berhubungan secara
teratur untuk mencapai tujuan bersama dan tidak dapat dipisahkan. Sistem
yang berkaitan dengan income keluarga diantaranya : provesi, distribusi
pendapatan, cara menyisihkan uang/ tabungan, dan cara menambah penghasilan.
Provesi merupakan unsur yang
berkaitan dengan pendapatan keluarga. Misalnya saja bila profesi seseorang
adalah guru. Guru adalah
salah satu bidang pekerjaan yang mulai dilirik oleh kalangan pencari kerja saat
ini. Dengan dilkeluarkannya Undang-undang nomor 14 tahun 2005 yang mengatur
tentang berbagai kebijakan untuk guru dan dosen, maka para pencari kerja pun
mulai melirik pekerjaan sebagai guru yang tadinya dianggap sebagai profesi
kelas dua. Karena dengan menjadi guru dapat terlihat
kesejahteraannya. Sebagai contohnya saja ayah saya, beliau memiliki gaji kotor
Rp. 3.706.100,00 dengan golongan 4 a. Bandingkan saja bila seseorang hanya
berprofesi sebagai penjait yang belum memiliki nama. Menurut Ibu Sri Rahayu,
tetangga saya yang menjadi penjait, dia memiliki penghasilan tidak pasti.
Diperkirakan sebulan hanya mendapatkan uang Rp. 600.000,00. Jadi dapat terlihat
bahwa provesi mempengaruhi incom keluarga.
Distribusi pendapatan juga merupakan
unsur yang berkaitan dengan income keluarga. Distribusi pendapatan merupakan
cara membagi pendapatan yang telah diperoleh yang dapat diwujudkan untuk
konsumsi, tabungan, biaya pendidikan dll.
a. Konsumsi
Setiap
keluarga memiliki tingkat konsumsi yang berbeda-beda hal ini dapat dipengaruhi
oleh banyak faktor, diantaranya : tingkat pendapatan, profesi, jumlah anak,dan
pola pikir. Tingkat pendapatan seseorang berpengaruh terdapat konsumsi
seseorang, bila seseorang memiliki pendapatan pas-pasan, pendapatan yang
diperoleh tersebut pasti hanya akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan pokok
saja, yaitu makan. Hal ini dilakukan untuk kelangsungan hidup. Jumlah anak juga
menentukan besarnya konsumsi, semakin banyak anak yang dimiliki semakin banyak
pula biaya konsumsi yang akan dikeluarkan. Selain itu pola pikir menjadi dasar
seseorang melakukan konsumsi. Orang kaya yang memiliki penghasilan lebih atas
kerja kerasnya misalnya karena terbiasa hidup dibawah kemampuan yang
sesungguhnya, maka mereka “orang-orang kaya tersebut” selalu memastikan bahwa
biaya konsumsi mereka jauh dibawah penghasilan rutin yang mereka peroleh. Jika
mereka memperoleh penghasilan rutin (katakan saja) Rp 30-40 juta per bulan,
maka mereka telah membiasakan diri untuk hanya menggunakan sekitar Rp 10-15
juta per bulan untuk memenuhi kebutuhan bulanan keluarganya. Dan ketika
penghasilan mereka meningkat menjadi Rp 60-70 juta per bulan pun, mereka tidak
merasa perlu untuk mengubah pola konsumsi mereka. Dalam hal ini yang meningkat
secara langsung adalah jumlah tabungan untuk investasi, karena biaya konsumsi
relatif tetap.
b. Tabungan
Seseorang
yang memiliki penghasilan tetap memiliki kebiasaan menyisihkan dana untuk
tabungan dan investasi dulu, dan menyisakan yang lainnya untuk konsumsi rutin
setiap bulannya. Jadi bukannya menggunakan penghasilannya untuk konsumsi
dan kalau akhir bulan masih tersisa baru ditabung dan diinvestasikan. Dengan
kata lain, mereka terbiasa untuk mencurahkan cukup banyak waktu untuk
memikirkan soal kemana dan bagaimana uang mereka ditabung dan diinvestasikan
agar berkembang lebih maksimal. Mereka tidak memberikan banyak waktu untuk
memikirkan cara-cara menggunakan uang secara konsumtif, untuk berbelanja
berlama-lama di pusat-pusat pembelanjaan. Sebaliknya, mereka memberikan banyak
waktu untuk memikirkan hal-hal yang membuat harta mereka menjadi makin
produktif, tumbuh dan berkembang, sehingga mereka menjadi mapan secara
keuangan.
Banyak orang yang mengalami kesulitan mengatur pendapatan untuk menutupi
atau membayar seluruh biaya hidup yang makin kompleks dan tinggi, ada dua cara
umum dalam mengelola keuangan pribadi dan keluarga, yaitu:
a.
Mencukupkan
pendapatan (gaji) yang diterima, dalam arti pengeluaran harus lebih kecil
daripada pendapatan, dengan menekan atau menurunkan biaya hidup.
b.
Memperbesar
pendapatan (gaji) yang diterima, bila pengeluaran tidak bisa diturunkan atau
ditekan.
Sebenarnya menurunkan pengeluaran biaya hidup jauh
lebih mudah daripada memperbesar pendapatan karena pengeluaran biaya hidup
berada dalam kendali diri, sedangkan memperbesar pendapatan akan melibatkan
pihak ke-3.
Memperbesar atau
meningkatkan pendapatan (gaji) dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara
lain:
a.
Menambah jam kerja atau lembur, baik pada hari kerja
maupun hari Sabtu. Tentunya Anda harus berkoordinasi dengan pimpinan perusahaan
tempat Anda bekerja, dengan memerhatikan beban pekerjaan yang ada.
b.
Mencari pekerjaan tambahan yang dapat Anda lakukan pada
hari kerja (Senin-Jumat), dan atau pada hari Sabtu dan Minggu.
c.
Memanfaatkan hobi atau kesenangan Anda di hari-hari
yang Anda lalui, seperti menjahit, menyulam, merangkai bunga, dan menulis buku.
d.
Membuka
usaha sambilan dari rumah yang dapat Anda kerjakan pada hari Sabtu dan Minggu,
seperti membuka usaha warung makan atau catering, memberi pelajaran atau
pelatihan tambahan bagi anak-anak sekolah, seperti musik, matematika, bahasa
Inggris, dan komputer.
Saat ini sudah cukup banyak
buku yang membahas dan menjelaskan berbagai bisnis rumahan yang dapat dimulai
dan dilakukan dengan modal yang relatif kecil serta dapat membantu dan
memberikan Anda sebuah ide. Namun, usaha tersebut sebaiknya dilakukan tanpa
Anda harus meninggalkan pekerjaan saat ini.
Galilah potensi dan
kemampuan yang Anda miliki dan dibutuhkan oleh orang sekitar Anda, lalu
mulailah membuat sebuah analisis dan rencana tentang pekerjaan atau usaha
sambilan yang Anda sukai dan kuasai untuk menambah pendapatan Anda.
Selamat menata dan
memperoleh pendapatan tambahan. Sebelum dan sambil merencanakan memperoleh
pendapatan tambahan, sebaiknya Anda menata ulang semua pengeluaran Anda. Dengan
demikian, Anda akan memperoleh dua manfaat terbaik bagi pengelolaan keuangan
Anda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar