A. TINGKAT PENDIDIKAN MASYARAKAT
Melihat hasil perkembangan pada bidang
pendidikan formal maupun non formal di Kelurahan Pasarkliwon, maka upaya untuk
mengatasi masalah dibidang pendidikan melalui berbagai cara, hal ini untuk menjadikan
dan menyiapkan kondisi mental serta ketrampilan, sehingga terwujud keadaan
masyarakat yang baik dari segi mental, SDM sesuai amanat Pembukaan UUD 1945.
Usaha-usaha yang dilakukan oleh Kelurahan
Pasarkliwon untuk membantu mengentaskan dan meningkatkan bidang pendidikan
dapat ditempuh dengan cara berikut :
1. Bekerjasama dengan pihak swasta, TP4MB, GNOTA, dan dari Dana
Block Grant untuk diberikan beasiswa.
2. Mengusulkan dan merekomendasikan permohonan
JPS bidang pendidikan kepada kepala sekolah negeri maupun sekolah swasta.
3. Mencari orang tua asuh bagi anak yang rawan
putus sekolah.
4. Mengadakan penyuluhan pada masyarakat tentang
arti pentingnya pendidikan wajib belajar 9 tahun. Dan menampung anak yang orang
tuanya tidak mampu pada Sanggar Kelompok Belajar (SKB).
5. Membantu dan membuka peluang bagi pihak swasta
yang akan membuka tempat kursus.
B. MATA PENCAHARIAN
Seluruh wilayah
Kelurahan Pasarkliwon ini merupakan dataran rendah dengan kemiringan tanahnya
0˚ sampai dengan 1˚. Letak Kelurahan Pasarkliwon antara 110˚ BT sampai 111˚ BT,
dan 7,6˚ LS sampai 8˚ LS. Terletak pada ketinggian 92 M dari permukaan air
laut.kelurahan Pasarkliwon beriklim tropis, dimana musim hujan antara 2000-3000
mm/ pertahun, dengan temperatur ± 26˚ Celcius maksimal 29,1˚ Celcius.
Wilayah Kelurahan
Pasarkliwon ini merupakan daerah perkotaan, sehingga lahan untuk pertanian dan
peternakan tidak ada, kalaupun ada hanya sekedar pemanfaatan lahan pekarangan
yang digunakan untuk memelihara ayam kampung, dan tanaman hias. Oleh karena
itu, di Kelurahan Pasarkliwon tidak ada yang bermata pencaharian sebagai petani
sendiri maupun buruh tani. Kelurahan Pasarkliwon sebagaimana kelurahan ditengah
perkotaan sehingga masyarakat mempunyai ciri sebagaimana masyarakat perkotaan,
heterogenitas penduduk cukup tinggi, baik dari segi pendidikan, ekonomi, dan
sosial budaya.
Kelurahan Pasar
Kliwon termasuk kelurahan yang sudah maju karena dari 7.192 jumlah penduduknya,
6.314 penduduk telah memiliki mata pencaharian dan memiliki penghasilan untuk
memenuhi kebutuhan mereka sendiri-sendiri. Dari 6.314 jumlah penduduk yang
telah berpenghasilan tersebut terbagi menjadi beberapa mata pencaharian,
diantaranya: pengusaha, buruh industri, buruh bangunan, pedagang, pengangkutan,
pegawai negeri, dll.
C. KEPENDUDUKAN
Kelurahan Pasarkliwon merupakan salah satu
kelurahan diantara 51 kelurahan yang ada di Kota Surakarta, termasuk dalam
wilayah Kecamatan Pasarkliwon, dengan letak di tengah wilayah Kota Surakarta,
dengan batas sebelah utara Kelurahan Kedung Lumbu, sebelah timur Kelurahan Semanggi,
sebelah selatan Kelurahan Joyosuran, dan sebelah barat Kelurahan Baluwarti dan
Gajahan.
Kelurahan Pasarkliwon dibagi menjadi 12 Rukun
Warga (RW), 36 Rukun Tetangga (RT), dan 8 nama kampung yang meliputi Kampung
Mertodranan, Kampung Berjinggan, Kampung Suronatan, Kampung Trunosuran, Kampung
Wiropaten, Kampung Joyosudiran, Kampung Gurawan, Kampung Kanoman.
Jumlah penduduk Kelurahan Pasarkliwon pada
tahun 2008 sebanyak 7.212 jiwa tetapi mengalami penurunan pada tahun 2009
sebanyak 20 jiwa, dan jumlah penduduk Kelurahan Pasarkliwon pada tahun 2009
menjadi 7.192 jiwa.
Kelurahan Pasarkliwon dengan luas 36,00 Ha.
Dengan penggunaan tanah 28,66 Ha untuk penggunaan tanah pekarangan/ bangunan,
dan lain-lain( sungai, jalan dan saluran) sebesar 5,24 Ha.
D. KEYAKINAN
Pengakuan bahwa religi suatu sistem, berarti religi itu terdiri dari
bagian-bagian yang behubungan satu sama lain, dan masing-masing bagia merupakan
satu sistem tersendiri. Apabila kita berbicara tentang sistem kepercayaan, maka
yang dimaksud ialah seluruh kepercayaan atau keyakinan yang dianut oleh
seseorang atau kesatuan sosial. Kesatuan sosial itu dapat berwujud suatu
masyarakat dalam arti luas, tetapi dapat pula berwujud satu kelompok
kekerabatan yang relatif kecil. Pengkatagorian atas berbagai system kepercayaan
yang ada dalam masyarakat Pasar Kliwon sedikit banyak berdasarkan atas
kesatuan-kesatuan sosial yang menganutnya.
Kepercayaan dan agama yang dianut nenek moyang kita pada zaman dahulu yang
berkembang hingga sekarang tidak lepas dari beberapa keyakinan tentang hal yang
gaib dan dijadikan ritual penyembahan. Tapi sekarang, agama yang dianut oleh
sebagian warga Kelurahan Pasar Kliwon adalah agama Islam. Pada tahun 2009
jumlah penduduk yang memeluk agama Islam mencapai 6.898 orang. Terbukti mulai tahun 2006 jumlah jumlah muhibbin yang datang ke Masjid Ar Riyadh untuk menghadiri Haul Habib Ali al-Habsyi mencapai puluhan ribu. Kesimpulan yang dapat
ditarik bahwa Haul Habib Ali al-Habsyi merupakan kegiatan yang mempunyai peran
besar dalam bidang keagamaan dan sosial ekonomi. Peran dibidang keagamaan
dengan mengikutin acara Haul Habib Ali al-Habsyi dapat memperoleh kepuasan
batin dan menumbuhkan semangat untuk memperkuat iman dan mengerjakan amal-amal
saleh. Selain agama Islam ada juga yang menganut agama kristen, khatolik, dan
budha. Toleransi yang amat tinggi
antara umat beragama di kelurahan ini, menyebabkan pelaksanaan peribadatan
selalu harmonis, karena itu tidak pernah terjadi kerusuhan antara umat
beragama.
E. ADAT ISTIADAT/ TRADISI
Ribuan muslim dari berbagai penjuru Tanah Air pada
tanggal 20 Rabiulsani berdasarkan kalender
Islam, saat aacra haul Habib Ali Bin Muhammad Al Habsyi berdatangan ke kompleks Masjid Ar Riyadh di
Pasar Kliwon Solo. Mereka datang tanpa undangan, tanpa pengumuman, dan tan pa pamrih apapun.
Masjid Ar
Riyadh sebenarnya terlalu luas dan tak juga megah. Di sisi utara kompleks
masjid, terdapat zawiyah, sebuah ruangan besar di mana Habib Alwi bin Ali
memedarkan keteladanan akhlak Nabi Muhammad. Zawiyah sendiri dahulu dikenal
para sufi sebagai tempat menempa diri untuk menuju kesempurnaan akhlak seperti
yang diajarkan Rasulullah Muhammad SAW.
”Dari tempat
itulah, Habib Anis bin Alwi setiap hari tekun mengajarkan berbagai kitab kepada
masyarakat sekitar. Salah satunya ialah Ihya’ Ulumuddin,” ujar keluarga
almarhum Habib Anis, Musthofa Mulachela, di kompleks Ar Riyadh Pasar Kliwon,
Solo.
Akhlak, di mata
para habib keturunan Habib Ali bin Muhammad Al Habsy adalah puncak pendakian
dari risalah mulia para Nabi. Ia adalah ukuran kesalehan, bukti keimanan, dan
harkat seseorang. Ia melingkupi kejujuran, integritas, keteguhan, amanah,
kebijaksanaan, dan keadilan yang bersemai dalam keutuhan manusia. ”Setinggi
apapun ilmu seseorang, jika akhlaknya tak mulia maka tak sempurnalah keimanannya,”
lanjut Musthofa.
Lemah lembut.Menurut
kesaksikan Musthofa, Habib Anis sepanjang hidupnya tak pernah memerintah kepada
siapapun. Bahkan, kepada keluarga atau santri-santrinya, Habib Anis tetap
berlaku lemah lembut. ”Beliau memilih memberi contoh ketimbang memerintah. Ia
ingin memberi teladan, seperti yang diajarkan Nabi Muhammad,” paparnya.
Sejarah dimulainya silsilah Habib Anis dirintis
dari orangtuanya yakni Habib Alwi bin Ali, putra seorang ulama Hadramaut Yaman,
Habib Ali Bin Muhammad Al Habsyi. Habib Alwi yang merantau hingga ke Tanah Solo
akhirnya meneruskan tradisi orangtuanya untuk mengajarkan kemuliaan akhlak bagi
seorang muslim. Lambat laun, murid-murid Habib Alwi kian bertambah banyak.
Pengaruhnya
kian bertambah luas ke berbagai daerah di Indonesia. ”Salah satu tradisinya
yang masih kental hingga sekarang ialah makan satu loyang untuk bersama-sama.
Ajaran ini sederhana, namun dalam maknanya karena mengajarkan kebersamaan dan
kebersahajaan,” urainya.
Kini, meski
para habib itu telah tiada, namun ajaran akhlaknya terus bersemai di setiap
hati para pengikutnya. Ribuan manusia yang berbondong-bondong memperingati hari
kelahirannya, seakan menjadi bukti bahwa mereka tetap hidup di tengah-tengah
umat yang terus mendamba air kesejukannya. – Oleh : Aries Susanto
Tradisi Haul Habib Ali Al-Habsyi Masyarakat Muslim
Muhibbin Di Pasar Kliwon Surakarta menunjukkan bahwa Tradisi Haul Habib Ali
al-Habsyi mengalami perkembangan pada masa kepemimpinan Habib Anis al-Habsyi.
Adapun perkembangan tersebut antara lain: Jumlah muhibbin yang datang mengalami
peningkatan. Dahulu sebelum tahun 1980, pelaksanaan acara haul hanya digelar di
dalam Masjid. Namun dari tahun 1980 jumlah muhibbin yang datang sudah mencapai
ribuan jama’ah. Hal itu terus bertambah dari tahun ke tahun hingga tahun 2006,
jumlah muhibbin mencapai puluhan ribu. Kesimpulan yang dapat ditarik bahwa Haul
Habib Ali al-Habsyi merupakan kegiatan yang mempunyai peran besar dalam bidang
keagamaan dan sosial ekonomi. Peran dibidang keagamaan dengan mengikutin acara
Haul Habib Ali al-Habsyi dapat memperoleh kepuasan batin dan menumbuhkan
semangat untuk memperkuat iman dan mengerjakan amal-amal saleh. Sedangkan peran
di bidang sosial ekonomi, peringatan Haul Habib tersebut merupakan sarana untuk
melakukan hubungan interaksi sosial dan mempererat tali silaturahmi serta dapat
menggerakkan kegiatan ekonomi warganya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar