Senin, 14 November 2011

SURVEI KONDISI MASYARAKAT KELURAHAN PASARKLIWON KOTA SURAKARTA



A.    TINGKAT PENDIDIKAN MASYARAKAT
Melihat hasil perkembangan pada bidang pendidikan formal maupun non formal di Kelurahan Pasarkliwon, maka upaya untuk mengatasi masalah dibidang pendidikan melalui berbagai cara, hal ini untuk menjadikan dan menyiapkan kondisi mental serta ketrampilan, sehingga terwujud keadaan masyarakat yang baik dari segi mental, SDM sesuai amanat Pembukaan UUD 1945.
Usaha-usaha yang dilakukan oleh Kelurahan Pasarkliwon untuk membantu mengentaskan dan meningkatkan bidang pendidikan dapat ditempuh dengan cara berikut :
1.       Bekerjasama dengan  pihak swasta, TP4MB, GNOTA, dan dari Dana Block Grant untuk diberikan beasiswa.
2.       Mengusulkan dan merekomendasikan permohonan JPS bidang pendidikan kepada kepala sekolah negeri maupun sekolah swasta.
3.       Mencari orang tua asuh bagi anak yang rawan putus sekolah.
4.       Mengadakan penyuluhan pada masyarakat tentang arti pentingnya pendidikan wajib belajar 9 tahun. Dan menampung anak yang orang tuanya tidak mampu pada Sanggar Kelompok Belajar (SKB).
5.       Membantu dan membuka peluang bagi pihak swasta yang akan membuka tempat kursus.

B.    MATA PENCAHARIAN
Seluruh wilayah Kelurahan Pasarkliwon ini merupakan dataran rendah dengan kemiringan tanahnya 0˚ sampai dengan 1˚. Letak Kelurahan Pasarkliwon antara 110˚ BT sampai 111˚ BT, dan 7,6˚ LS sampai 8˚ LS. Terletak pada ketinggian 92 M dari permukaan air laut.kelurahan Pasarkliwon beriklim tropis, dimana musim hujan antara 2000-3000 mm/ pertahun, dengan temperatur ± 26˚ Celcius maksimal 29,1˚ Celcius.
Wilayah Kelurahan Pasarkliwon ini merupakan daerah perkotaan, sehingga lahan untuk pertanian dan peternakan tidak ada, kalaupun ada hanya sekedar pemanfaatan lahan pekarangan yang digunakan untuk memelihara ayam kampung, dan tanaman hias. Oleh karena itu, di Kelurahan Pasarkliwon tidak ada yang bermata pencaharian sebagai petani sendiri maupun buruh tani. Kelurahan Pasarkliwon sebagaimana kelurahan ditengah perkotaan sehingga masyarakat mempunyai ciri sebagaimana masyarakat perkotaan, heterogenitas penduduk cukup tinggi, baik dari segi pendidikan, ekonomi, dan sosial budaya.
Kelurahan Pasar Kliwon termasuk kelurahan yang sudah maju karena dari 7.192 jumlah penduduknya, 6.314 penduduk telah memiliki mata pencaharian dan memiliki penghasilan untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri-sendiri. Dari 6.314 jumlah penduduk yang telah berpenghasilan tersebut terbagi menjadi beberapa mata pencaharian, diantaranya: pengusaha, buruh industri, buruh bangunan, pedagang, pengangkutan, pegawai negeri,  dll.

C.    KEPENDUDUKAN
Kelurahan Pasarkliwon merupakan salah satu kelurahan diantara 51 kelurahan yang ada di Kota Surakarta, termasuk dalam wilayah Kecamatan Pasarkliwon, dengan letak di tengah wilayah Kota Surakarta, dengan batas sebelah utara Kelurahan Kedung Lumbu, sebelah timur Kelurahan Semanggi, sebelah selatan Kelurahan Joyosuran, dan sebelah barat Kelurahan Baluwarti dan Gajahan.
Kelurahan Pasarkliwon dibagi menjadi 12 Rukun Warga (RW), 36 Rukun Tetangga (RT), dan 8 nama kampung yang meliputi Kampung Mertodranan, Kampung Berjinggan, Kampung Suronatan, Kampung Trunosuran, Kampung Wiropaten, Kampung Joyosudiran, Kampung Gurawan, Kampung Kanoman.
Jumlah penduduk Kelurahan Pasarkliwon pada tahun 2008 sebanyak 7.212 jiwa tetapi mengalami penurunan pada tahun 2009 sebanyak 20 jiwa, dan jumlah penduduk Kelurahan Pasarkliwon pada tahun 2009 menjadi 7.192 jiwa.
Kelurahan Pasarkliwon dengan luas 36,00 Ha. Dengan penggunaan tanah 28,66 Ha untuk penggunaan tanah pekarangan/ bangunan, dan lain-lain( sungai, jalan dan saluran) sebesar 5,24 Ha.
D.    KEYAKINAN
Pengakuan bahwa religi suatu sistem, berarti religi itu terdiri dari bagian-bagian yang behubungan satu sama lain, dan masing-masing bagia merupakan satu sistem tersendiri. Apabila kita berbicara tentang sistem kepercayaan, maka yang dimaksud ialah seluruh kepercayaan atau keyakinan yang dianut oleh seseorang atau kesatuan sosial. Kesatuan sosial itu dapat berwujud suatu masyarakat dalam arti luas, tetapi dapat pula berwujud satu kelompok kekerabatan yang relatif kecil. Pengkatagorian atas berbagai system kepercayaan yang ada dalam masyarakat Pasar Kliwon sedikit banyak berdasarkan atas kesatuan-kesatuan sosial yang menganutnya.
Kepercayaan dan agama yang dianut nenek moyang kita pada zaman dahulu yang berkembang hingga sekarang tidak lepas dari beberapa keyakinan tentang hal yang gaib dan dijadikan ritual penyembahan. Tapi sekarang, agama yang dianut oleh sebagian warga Kelurahan Pasar Kliwon adalah agama Islam. Pada tahun 2009 jumlah penduduk yang memeluk agama Islam mencapai 6.898 orang. Terbukti mulai tahun 2006 jumlah jumlah muhibbin yang datang ke Masjid Ar Riyadh untuk menghadiri Haul Habib Ali al-Habsyi mencapai puluhan ribu. Kesimpulan yang dapat ditarik bahwa Haul Habib Ali al-Habsyi merupakan kegiatan yang mempunyai peran besar dalam bidang keagamaan dan sosial ekonomi. Peran dibidang keagamaan dengan mengikutin acara Haul Habib Ali al-Habsyi dapat memperoleh kepuasan batin dan menumbuhkan semangat untuk memperkuat iman dan mengerjakan amal-amal saleh. Selain agama Islam ada juga yang menganut agama kristen, khatolik, dan budha. Toleransi yang amat tinggi antara umat beragama di kelurahan ini, menyebabkan pelaksanaan peribadatan selalu harmonis, karena itu tidak pernah terjadi kerusuhan antara umat beragama.

E.    ADAT ISTIADAT/ TRADISI
Ribuan muslim dari berbagai penjuru Tanah Air pada tanggal 20 Rabiulsani berdasarkan kalender Islam, saat aacra haul Habib Ali Bin Muhammad Al Habsyi berdatangan ke kompleks Masjid Ar Riyadh di Pasar Kliwon Solo. Mereka datang tanpa undangan, tanpa pengumuman, dan tan         pa pamrih apapun.
Masjid Ar Riyadh sebenarnya terlalu luas dan tak juga megah. Di sisi utara kompleks masjid, terdapat zawiyah, sebuah ruangan besar di mana Habib Alwi bin Ali memedarkan keteladanan akhlak Nabi Muhammad. Zawiyah sendiri dahulu dikenal para sufi sebagai tempat menempa diri untuk menuju kesempurnaan akhlak seperti yang diajarkan Rasulullah Muhammad SAW.
”Dari tempat itulah, Habib Anis bin Alwi setiap hari tekun mengajarkan berbagai kitab kepada masyarakat sekitar. Salah satunya ialah Ihya’ Ulumuddin,” ujar keluarga almarhum Habib Anis, Musthofa Mulachela, di kompleks Ar Riyadh Pasar Kliwon, Solo.
Akhlak, di mata para habib keturunan Habib Ali bin Muhammad Al Habsy adalah puncak pendakian dari risalah mulia para Nabi. Ia adalah ukuran kesalehan, bukti keimanan, dan harkat seseorang. Ia melingkupi kejujuran, integritas, keteguhan, amanah, kebijaksanaan, dan keadilan yang bersemai dalam keutuhan manusia. ”Setinggi apapun ilmu seseorang, jika akhlaknya tak mulia maka tak sempurnalah keimanannya,” lanjut Musthofa.
Lemah lembut.Menurut kesaksikan Musthofa, Habib Anis sepanjang hidupnya tak pernah memerintah kepada siapapun. Bahkan, kepada keluarga atau santri-santrinya, Habib Anis tetap berlaku lemah lembut. ”Beliau memilih memberi contoh ketimbang memerintah. Ia ingin memberi teladan, seperti yang diajarkan Nabi Muhammad,” paparnya.
Sejarah dimulainya silsilah Habib Anis dirintis dari orangtuanya yakni Habib Alwi bin Ali, putra seorang ulama Hadramaut Yaman, Habib Ali Bin Muhammad Al Habsyi. Habib Alwi yang merantau hingga ke Tanah Solo akhirnya meneruskan tradisi orangtuanya untuk mengajarkan kemuliaan akhlak bagi seorang muslim. Lambat laun, murid-murid Habib Alwi kian bertambah banyak.
Pengaruhnya kian bertambah luas ke berbagai daerah di Indonesia. ”Salah satu tradisinya yang masih kental hingga sekarang ialah makan satu loyang untuk bersama-sama. Ajaran ini sederhana, namun dalam maknanya karena mengajarkan kebersamaan dan kebersahajaan,” urainya.
Kini, meski para habib itu telah tiada, namun ajaran akhlaknya terus bersemai di setiap hati para pengikutnya. Ribuan manusia yang berbondong-bondong memperingati hari kelahirannya, seakan menjadi bukti bahwa mereka tetap hidup di tengah-tengah umat yang terus mendamba air kesejukannya. – Oleh : Aries Susanto
Tradisi Haul Habib Ali Al-Habsyi Masyarakat Muslim Muhibbin Di Pasar Kliwon Surakarta menunjukkan bahwa Tradisi Haul Habib Ali al-Habsyi mengalami perkembangan pada masa kepemimpinan Habib Anis al-Habsyi. Adapun perkembangan tersebut antara lain: Jumlah muhibbin yang datang mengalami peningkatan. Dahulu sebelum tahun 1980, pelaksanaan acara haul hanya digelar di dalam Masjid. Namun dari tahun 1980 jumlah muhibbin yang datang sudah mencapai ribuan jama’ah. Hal itu terus bertambah dari tahun ke tahun hingga tahun 2006, jumlah muhibbin mencapai puluhan ribu. Kesimpulan yang dapat ditarik bahwa Haul Habib Ali al-Habsyi merupakan kegiatan yang mempunyai peran besar dalam bidang keagamaan dan sosial ekonomi. Peran dibidang keagamaan dengan mengikutin acara Haul Habib Ali al-Habsyi dapat memperoleh kepuasan batin dan menumbuhkan semangat untuk memperkuat iman dan mengerjakan amal-amal saleh. Sedangkan peran di bidang sosial ekonomi, peringatan Haul Habib tersebut merupakan sarana untuk melakukan hubungan interaksi sosial dan mempererat tali silaturahmi serta dapat menggerakkan kegiatan ekonomi warganya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar