A.
Pengertian
Pendekatan
keterampilan proses dapat diartikan sebagai wawasan atau anutan pengembangan
keterampilan–keterampilan intelektual, sosial dan fisik yang bersumber dari
kemampuan-kemampuan mendasar yang prinsipnya telah ada dalam diri siswa.
Pendekatan keterampilan proses pada pembelajaran sains lebih menekankan
pembentukan keterampilan untuk memperoleh pengetahuan dan mengkomunikaskan
hasilnya.
Menurut Semiawan, dkk (Nasution, 2007 : 1.9-1.10) menyatakan bahwa
keterampilan proses adalah keterampilan fisik dan mental terkait dengan
kemampuan- kemampuan yang mendasar yang dimiliki, dikuasai dan diaplikasikan
dalam suatu kegiatan ilmiah, sehingga para ilmuan berhasil menemukan sesuatu
yang baru.
B. Jenis- Jenis Pendekatan Keterampilan Proses
Dasar
Khusus untuk keterampilan proses dasar, proses-
prosesnya meliputi keterampilan mengobservasi, mengklasifikasi, mengobservasi,
mengklasifikasikan, mengukur, mengkomunikasikan, menginferensi, memprediksi,
mengenal hubungan ruang dan waktu, serta mengenal hubungan- hubungan angka.
1. Keterampilan Mengobservasi
Keterampilan mengobservasi menurut Esler dan
Esler (1984) adalah keterampilan yang dikembangkan dengan menggunakan semua
indera yang kita miliki untuk mengidentifikasi dan memberikan nama sifat- sifat
dari objek- objek atau kejadian- kejadian. Definisi serupa disampaikan oleh
Abruscato (1988) yang menyatakan bahwa mengobservasi artinya mengunakan segenap
panca indera untuk memperoleh imformasi atau data mengenai benda atau kejadian.
(Nasution, 2007: 1.8- 1.9)
Kegiatan yang dapat dilakukan yang berkaitan
dengan kegiatan mengobservasi misalnya menjelaskan sifat- sifat yang dimiliki
oleh benda- benda, sistem- sistem, dan organisme hidup. Sifat yang dimiliki ini
dapat berupa tekstur, warna, bau, bentuk ukuran, dan lain- lain. Contoh yang
lebih konkret, seorang guru sering membuka pelajaran dengan menggunakan kalimat
tanya seperti apa yang engkau lihat ? atau bagaimana rasa, bau, bentuk, atau
tekstur…? Atau mungkin guru menyuruh siswa untuk menjelaskan suatu kejadian
secara menyeluruh sebagai pendahuluan dari suatu diskusi.
2. Keterampilan Mengklasifikasi
Keterampilan mengklasifikasi menurut Esler dan Esler
merupakan ketermpilan yang dikembangkan melalui latihan- latihan
mengkategorikan benda- benda berdasarkan pada (set yang ditetapkan sebelumnya
dari ) sifat- sifat benda tersebut. Menurut Abruscato mengkalsifikasi merupakan
proses yang digunakan para ilmuan untuk menentukan golongan benda- benda atau
kegaitan- kegiatan. (Nasution, 2007 : 1.15)
Bentuk- bentuk yang dapat dilakukan untuk
melatih keterampilan ini misalnya memilih bentuk- bentuk kertas, yang berbentuk
kubus, gambar- gambar hewan, daun- daun, atau kancing- kancing berdasarkan
sifat- sifat benda tersebut. Sistem- sistem klasifikasi berbagai tingkatan
dapat dibentuk dari gambar- gambar hewan dan tumbuhan (yang digunting dari
majalah) dan menempelkannya pada papan buletin sekolah atau papan panjang di
kelas.
Contoh kegiatan yang lain adalah dengan menugaskan siswa
untuk membangun skema klasifikasi sederhana dan menggunakannya untuk
kalsifikasi organisme- organisme dari carta yang diperlihatkan oleh guru, atau
yang ada didalam kelas, atau gambar tumbuh- tumbuhan dan hewan- hewan yang
dibawa murid sebagai sumber klasifikasi
3. Keterampilan Mengukur
Keterampilan mengukur menurut Esler dan Esler
dapat dikembangkan melalui kegiatan- kegiatan yang berkaitan dengan
pengembangan satuan- satuan yang cocok dari ukuran panjang, luas, isi, waktu,
berat, dan sebagainya. Abruscato menyatakan bahwa mengukur adalah suatu cara
yang kita lakukan untuk mengukur observasi. Sedangkan menurut Carin, mengukur
adalah membuat observasi kuantitatif dengan membandingkannya terhadap standar
yang kovensional atau standar non konvensional. (Nasution, 2007 : 1.20)
Keterampilan dalam mengukur memerlukan
kemampuan untuk menggunakan alat ukur secara benar dan kemampuan untuk
menerapkan cara perhitungan dengan menggunakan alat- alat ukur. Langkah pertama
proses mengukur lebih menekankan pada pertimbangan dan pemilihan instrumen
(alat) ukur yang tepat untuk digunakan dan menentukan perkiraan sautu objek
tertentu sebelum melakukan pengukuran dengan suatu alat ukur untuk mendapatkan
ukuran yang tepat.
Untuk melakukan latihan pengukuran, bisa
menggunakan alat ukur yang dibuat sendiri atau dikembangkan dari benda- benda
yang ada disekitar. Sedangkan pada tahap selanjutnya, menggunakan alat ukur
yang telah baku digunakan sebagai alat ukur. Sebagai contoh, dalam pengukuran
jarak, bisa menggunakan potongan kayu, benang, ukuran tangan, atau kaki sebagai
satuan ukurnya. Sedangkan dalam pengukuran isi, bisa menggunakan biji- bijian
atau kancing yang akan dimasukkan untuk mengisi benda yang akan diukur.
Contoh kegiatan mengukur dengan alat ukur
standar/ baku adalah siswa memperkirakan dimensi linear dari benda- benda
(misalnya yang ada di dalam kelas) dengan menggunkan satuan centi meter (cm),
dekameter (dm), atau meter (m). Kemudian siswa dapat menggunakan meteran (alat
ukur, mistar atau penggaris) untuk pengukuran benda sebenarnya.
4. Keterampilan Mengkomunikasikan
Menurut Abruscato (Nasution, 2007: 1.44 )
mengkomunikasikan adalah menyampaikan hasil pengamatan yang berhasil
dikumpulkan atau menyampaikan hasil penyelidikan. Menurut Esler dan Esler
((Nasution, 2007: 1.44) dapat dikembangkan dengan menghimpun informasi dari
grafik atau gambar yang menjelaskan benda- benda serta kejadain- kejadian secara
rinci.
Kegiatan untuk keterampilan ini dapat berupa
kegiatan membaut dan menginterpretasi informasi dari grafik, charta, peta,
gambar, dan lain- lain. Misalnya siswa mengembangkan keterampilan
mengkomunikasikan deskripsi benda- benda dan kejadian tertentu secar rinci.
Siswa diminta untuk mengamati dan mendeskrifsikan beberapa jenis hewan- hewan
kecil ( seperti ukuran, bentuk, warna, tekstur, dan cara geraknya), kemudain
siswa tersebut menjelaskan deskrifsi tentang objek yang diamati didepan kelas.
5. Keterampilan Menginferensi
Keterampilan menginferensi menurut Esler dan
Esler dapat dikatakan juga sebagai keterampilan membuat kesimpulan sementara.
Menurut Abruscato , menginferensi/ menduga/ menyimpulakan secara sementara
adalah adalah menggunakan logika untuk memebuat kesimpulan dari apa yagn di
observasi( Nasution, 2007 : 1.49)
Contoh kegiatan untuk mengembangkan
keterampilan ini adalah dengan menggunakan suatu benda yang dibungkus sehingga
siswa pada mulanya tidak tahu apa benda tersebut. Siswa kemudian mengguncang-
guncang bungkusan yang berisi benda itu, kemudian menciumnya dan menduganya apa
yang ada di dalam bungkusan ini. Dari kegiatan ini, siswa akan belajar bahwa
akan muncul lebih dari satu jenis inferensi yang dibuat untuk menjelaskan suatu
hasil observasi. Disamping itu juga belajar bahwa inferensi dapat diperbaiki
begitu hasil observasi dibuat.
6. Keterampilan Memprediksi
Memprediksi adalah meramal secara khusus tentangapa yang
akan terjadi lpada observasi yang akan datang (Abruscato Nasution, 2007 : 1.55)
atau membuat perkiraan kejadian atau keadaan yang akan datang yang diharapkan
akan terjadi (Carin, 1992). Keterampilan memprediksi menurut Esler dan
Esler adalah keterampilan memperkirakan kejadian yang akan datang berdasarkan
dari kejadian- kejadian yang terjadi sekarang, keterampialn menggunakna grafik
untuk menyisipkan dan meramalkan terkaan- terkaan atau dugaan- dugaan.
(Nasution, 2007 : 1.55)
Jadi dapat dikatakan bahwa memprediksi sebagai
menyatakan dugaan beberapa kejadian mendatang atas dasar suatu kejadian yang
telah diketahui Contoh kegiatan untuk melatih kegiatan ini adalah memprediksi
berapa lama (dalam menit, atau detik) lilin yang menyala akan tetap menyala
jika kemudian ditutup dengan toples (dalam berbagai ukuran) yang ditelungkupkan.
7. Keterampilan Mengenal Hubungan Ruang dan
Waktu
Keterampilan mengenal hubungan ruang dan waktu menurut
Esler dan Esler meliputi keterampilan menjelaskan posisi suatu benda terhadap
lainnya atau terhadap waktu atau keterampilan megnubah bentuk dan posisi suatu
benda setelah beberapa waktu. Sedangkan menurut Abruscato menggunakan
hubungan ruang- waktu merupakan keterampilan proses yan gberkaitan dengan
penjelasan- penjelasan hubungan- hubunagn tentang ruang dan waktu beserta
perubahan waktu.
Untuk membantu mengembangkan pengertian siswa
terhadap hubungan waktu- ruang, seorang guru dapat memberikan pelajaran tentang
pengenalan dan persamaan bentuk- bentuk dua dimensi (seperti kubus, prisma,
elips). Seorang guru dapat menyuruh sisiwa menjelaskan posisinya terhadap
sesuatu, misalnya seorang siswa dapat menyatakan bahwa ia berada ia berada di
baridsan ketiga bangku kedua dari kiri gurunya.
8. Keterampilan Mengenal Hubungan Bilangan-
bilangan
Keterampilan mengenal hubungan bilangan-
bilangan menurut Esler dan Esler meliputi kegaitan menemukan hubungan
kuantitatif diantara data dan menggunakan garis biangan untuk membuat operasi
aritmatika (matematika). Carin mengemukakan bahwa menggunakan angka adalah
mengaplikasikan aturan- aturan atau rumus- ruumus matematik untuk menghitung
jumlah atau menentukan hubungan dari pengukuran dasar. Menurut Abruscato,
menggunakan bilangan merupakan salah satu kemampuan dasar pada keterampilan
proses.( Nasution, 2007: 1.61- 1.62).
Kegiatan yang dapat digunakan untuk melatih
keterampilan ini adalah menentukan nilai pi dengan mengukur suatu rangkaian
silinder, menggunakan garis bilangan untuk operasi penambahan dan perkalian.
Latihan- latihan yang mengharuskan siswa untuk mengurutkan dan membandingkan
benda- benda atau data berdasarkan faktor numerik membantu untuk mengembangkan
keterampilan ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar