Salah satu
tugas utama guru ialah menyelenggaraan pembelajaran, dimana pembelajaran dapat
diartikan sebagai kegiatan yang ditujukan untuk membelajarkan siswa. Untuk
dapat membelajarkan siswa, salah satu cara yang dapat ditempuh oleh guru ialah
dengan menerapkan pendekatan CBSA. Pendekatan ini merupakan merupakan
pendekatan pembelajaran yang tersurat dan tersirat dalam kurikulum yang
berlaku.
CBSA (Cara
Belajar Siswa Aktif) menuntut keterlibatan mental siswa terhadap bahan yang
dipelajari. CBSA menuntut keterlibatan mental yang tinggi sehingga terjadi
proses-proses mental yang berhubungan dengan aspek-aspek kognitif, afektif dan
psikomolorik. Melalui proses kognitif pembelajaran akan memiliki penguasaan
konsep dan prinsip. Akan tetapi dengan CBSA para pembelajar dapat melatih diri
menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan kepada mereka. Tidak untuk dikerjakan
di rumah tetapi dikerjakan dikelas secara bersama-sama.
Hakekat dad
CBSA adalah proses keterlibatan intelektual-emosional siswa dalam kegiatan
belajar mengajar yang memungkinkan terjadinya:
ü
Proses asimilasi/pengalaman kognitif, yaitu:
yang memungkinkan terbentuknya pengetahuan
ü
Proses perbuatan/pengalaman langsung, yaitu:
yang memungkinkan terbentuknya keterampilan
ü
Proses penghayatan dan internalisasi nilai,
yaitu: yang memungkinkan terbentuknya nilai dan sikap
Walaupun
demikian, hakekat CBSA tidak saja terletak pada tingkat keterlibatan
intelektual-emosional, tetapi terutama juga terletak pada diri siswa yang
memiliki potensi, tendensi atau kemungkinan kemungkinan yang menyebabkan siswa
itu selalu aktif dan dinamis. Oleh sebab itu guru diharapkan mempunyai
kemampuan profesional sehingga ia dapat menganalisis situasi instruksional
kemudian mampu merencanakan sistem pengajaran yang efektif dan efisien.
Adapun tujuan
dan Manfaat dari makalah yang kami sajikan berikut ini yaitu :
Bagi siswa :
1.
Diharapkan siswa dapat aktif baik dalam
mengajukan pertanyaan maupun dalam mencari bahan-bahan pelajaran yang mendukung
apa yang tengah dipelajari.
2.
Bisa bekerjasama dengan membuat
kelompok-kelompok belajar.
3.
Bersifat demokratis, berani menyampaikan
gagasan, mempertahankan gagasan dan sekaligus berani pula menerima gagasan
orang lain.
Bagi guru :
1.
Harus lebih aktif, khususnya dalam
mempersiapkan bahan pelajaran.
2.
Merencanakan proses yang akan dilaksanakan,
mempersiapkan evaluasi dan tindak lanjut.
Prinsip CBSA
adalah tingkah laku belajar yang berdasarkan pada kegiatan-kegiatan yang
nampak, yang menggambarkan tingkat keterlibatan siswa dalam proses
belajar-mengajar baik intelektual-emosional maupun fisik, Prinsip-Prinsip CBSA
yang nampak pada 4 dimensi sebagai berikut:
a. Dimensi
subjek didik :
- Keberanian mewujudkan minat, keinginan, pendapat serta dorongan-dorongan yang ada pada siswa dalam proses belajar-mengajar. Keberanian tersebut terwujud karena memang direncanakan oleh guru, misalnya dengan format mengajar melalui diskusi kelompok, dimana siswa tanpa ragu-ragu mengeluarkani pendapat.
- Keberanian untuk mencari kesempatan untuk berpartisipasi dalam persiapan maupun tindak lanjut dan suatu proses belajar-mengajar maupun tindak lanjut dan suatu proses belajar mengajar. Hal mi terwujud bila guru bersikap demokratis.
- Kreatifitas siswa dalam menyelesaikan kegiatan belajar sehingga dapat mencapai suatu keberhasilan tertentu yang memang dirancang oleh guru.
- Kreatifitas siswa dalam menyelesaikan kegiatan belajar sehingga dapat mencapai suatu keberhasilan tertentu, yang memang dirancang oleh guru.
- Peranan bebas dalam mengerjakan sesuatu tanpa merasa ada tekanan dan siapapun termasuk guru.
b. Dimensi Guru
- Adanya usaha dan guru untuk mendorong siswa dalam meningkatka kegairahan serta partisipasi siswa secara aktif dalam proses belajar-mengajar.
- Kemampuan guru dalam menjalankan peranannya sebagai inovator dan motivator.
- Sikap demokratis yang ada pada guru dalam proses belajar-mengajar.
- Pemberian kesempatan kepada siswa untuk belajar sesuai dengan cara serta tingkat kemampuan masing-masing.
- Kemampuan untuk menggunakan berbagai jenis strategi belajar-mengajar serta penggunaan multi media. Kemampuan mi akan menimbulkan lingkuñgan belajar yang merangsang siswa untuk mencapai tujuan.
c. Dimensi
Program
- Tujuan instruksional, konsep serta materi pelajaran yang memenuhi kebutuhan, minat serta kemampuan siswa; merupakan suatu hal yang sangat penting diperhatikan guru.
- Program yang memungkinkan terjadinya pengembangan konsep maupun aktivitas siswa dalam proses belajar-mengajar.
- Program yang fleksibel (luwes); disesuaikan dengan situasi dan kondisi.
d. Dimensi
situasi belajar-mengajar
- Situasi belajar yang menjelmakan komunikasi yang baik, hangat, bersahabat, antara guru-siswa maupun antara siswa sendiri dalam proses belajar-mengajar.
- Adanya suasana gembira dan bergairah pada siswa dalam proses belajar-mengajar.
Peningkatan
kadar CBSA dari suatu proses pembelajaran berarti pula mengarahkan proses
pembelajaran yang berorientasi pada siswa atau dengan kata lain menciptakan
pembelajaran berdasarkan siswa (Student Based Instruction). Konsekuensi yang
harus diterima dari adanya pembelajaran berdasarkan siswa, ialah :
a.
Guru merupakan seorang pengelola (manager) dan
perancang (designer) dari pengalaman belajar
b.
Guru dan siswa menerima pesan kerja sama
c.
Bahan-bahan pembelajaran dipilih berdasarkan
kelayakannya
d.
Penting untuk melakukan identifikasi dan
penuntasan syarat-syarat belajar (learning requirements)
e.
Siswa dilibatkan dalam pembelajaran
f.
Tujuan ditulis secara jelas
g.
Semua tujuan diukur / dites
Peran guru yang
dimaksud adalah berkaitan dengan peran guru dalam proses pembelajaran. Guru
merupakan faktor penentu yang sangat dominan dalam pendidikan pada umumnya,
karena guru memegang peranan dalam proses pembelajaran, di mana proses
pembelajaran merupakan inti dari pro-ses pendidikan secara keseluruhan.
Proses pembelajaran merupakan suatu proses yang mengandung serang-kaian perbuatan guru dan siswa atas hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu, di mana dalam proses tersebut terkandung multi peran dari guru.
Peranan guru meliputi banyak hal, yaitu guru dapat berperan sebagai pengajar, pemimpin kelas, pembimbing, pengatur lingkungan belajar, peren-cana pembelajaran, supervisor, motivator, dan sebagai evaluator.Peranan guru berkaitan dengan kompetensi guru, meliputi:
Proses pembelajaran merupakan suatu proses yang mengandung serang-kaian perbuatan guru dan siswa atas hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu, di mana dalam proses tersebut terkandung multi peran dari guru.
Peranan guru meliputi banyak hal, yaitu guru dapat berperan sebagai pengajar, pemimpin kelas, pembimbing, pengatur lingkungan belajar, peren-cana pembelajaran, supervisor, motivator, dan sebagai evaluator.Peranan guru berkaitan dengan kompetensi guru, meliputi:
a.
Guru melakukan Diagnosa terhadap Perilaku Awal
Siswa.
b.
Guru membuat Perencanaan Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP)
c.
Guru Melaksanakan Proses Pembelajaran
d.
Guru sebagai Pelaksana Administrasi Sekolah
e.
Guru sebagai Komunikator
f.
Guru Mampu Mengembangkan Keterampilan Diri
g.
Guru dapat Mengembangkan Potensi Anak
Prinsip-prinsip Mengaktifkan Siswa Belajar
Salah satu tugas seorang guru adalah
membimbing, mengarahkan siswa untuk aktif belajar. Dengan demikian seorang guru
perlu mengetahui bagaimana cara mengaktifkan siswa untuk belajar yaitu dengan
cara menciptakan kondisi yang merangsang, menantang daya pikir dan cipta si
belajar sehingga ia aktif dalam merespon pelajaran. Menurut para ahli psikologi
belajar ada beberapa prinsip yang dapat diterapkan untuk mengaktifkan siswa
belajar. Prinsip-prinsip tersebut adalah :
a.
Motivasi
Motiv adalah daya yang dimiliki seseorang yang mendorongnya untuk melakukan sesuaktu. Seorang guru perlu mengetahui apa yang menjadi pendorong siswanya dalam belajar atau melakukan sesuatu, hal ini sesuai dengan peran seorang guru yaitu sebagai motivator, agar senantiasa membangkitkan dan meningkatkan motiv positif untuk belajar. Ada dua motivasi yaitu motiv yang muncul dari dalam diri anak disebut motivasi intrinsik dan motiv dari luar diri si belajar (motivasi ekstrinsik). Motiv dari dalam dapat dilakukan dengan menggairahkan perasaan ingin tahu anak, mencoba-coba, keinginan untuk berhasil. Motivasi dari luar dapat dilakukan dengan memberikan ganjaran melalui pemberian pujian, atau hukuman dll. Motivasi intrinsik senantiasa untuk ditumbuhkan dalam diri siswa
Motiv adalah daya yang dimiliki seseorang yang mendorongnya untuk melakukan sesuaktu. Seorang guru perlu mengetahui apa yang menjadi pendorong siswanya dalam belajar atau melakukan sesuatu, hal ini sesuai dengan peran seorang guru yaitu sebagai motivator, agar senantiasa membangkitkan dan meningkatkan motiv positif untuk belajar. Ada dua motivasi yaitu motiv yang muncul dari dalam diri anak disebut motivasi intrinsik dan motiv dari luar diri si belajar (motivasi ekstrinsik). Motiv dari dalam dapat dilakukan dengan menggairahkan perasaan ingin tahu anak, mencoba-coba, keinginan untuk berhasil. Motivasi dari luar dapat dilakukan dengan memberikan ganjaran melalui pemberian pujian, atau hukuman dll. Motivasi intrinsik senantiasa untuk ditumbuhkan dalam diri siswa
b.
Latar dan konteks
Agar pemahaman si belajar meningkat dan
terarah, maka materi pelajaran yang diberikan harus saling berkait sesauai
dengan konteknya. Untuk itu pada setiap pembelajaran guru perlu mengetahui
terlebih dahulu tingkat pengetahuan, ketrampilan,dan pengalaman yang telah
dimiliki siswa. Agar materi yang dipelajari siswa bermakna dan mempunyai kesan
dalam kehidupannya maka pada setiap pembelajaran materi yang akan diajarakan
harus dikaitkan dengan tingkat pengetahuan dan pengalaman yang telah
dimilikinya. Dengan cara ini anak akan mudah menguasai pelajaran yang baru.
c.
Keterarahan atau Fokus
Agar proses pembelajaran berjalan terarah,
terfokus dan lancar, pada setiap akan mengajar perlu dibuat perencanaan yang
matang. Perencanaan didasarkan pada tujuan yang akan dicapai atau masalah apa
yang akan dipecahkan dan bagimana cara memecahkannya. Misalnya akan mengajarkan
tentang “manfaat udara dalam kehidupan manusia” maka fokus pengajaran adalah
tentang Udara, meliputi : pengertian udara, dimana terdapat udara, manfaat
udara bagi kehidupan manusia, hewan dll. Upayakan pembahasan tidak dimonopoli
oleh guru, lakukan secara interaktif antara guru dan siswa. Mintalah pendapat
siswa untuk menjawab hal tersebut menurut pengetahuan dan penghalamannya.
d.
Hubungan sosial atau
sosialisasi
Kerjasama guru dan siswa
atau antara siswa dan keaktifan siswa dalam PBM sudah harus disiapkan pada saat
membuat rencana pembelajaran. Siswa perlu dilatih untuk belajar bekerja sama
dalam menyelesaikan tugas-tugas.
e.
Belajar sambil Bekerja
Pada dasarnya anak-anak
menyukai belajar sambil bekerja atau melakukan suatu kegiatan, karenyanya dalam
pbm dirancang dengan memberi kesempatan kepada anak untuk bekerja atau beraktifitas
yang merangsang kemampuan otot dan berfikirnya. Semakin dewasa kadar bekerja anak akan
berkurang dan kadar berfikirnya akan meningkatkan. Hal ini bukan berarti anak
tidak memiliki kemampuan bekerja tetapi kemampuannya untuk berfikir kearah yang
lebih tinggi akan meningkat. Sesuai dengan tantangan yang dihadapi dalam
pembelajaran.
f.
Perbedaan perorangan
Setiap siswa memiliki
bakat, latarbelakang kehidupan, kemampuan , tingkat pengetahuan, sikap dan
kebiasaan yang berbeda. Dengan kata lain setiap individu memiliki
keunikan diri. Dalam belajar guru perlu memperhitungkn keunikan atau perbedaan
siswa agar pembelajaran berjalan lancar. Pemahaman tentang kondisi siswa
mendorong guru untuk memperlakukan siswa secara berbeda dan bersikap lebih bijaksana
dalam mengatasi berbagai permasalahan yang ada dalam kelas.
g.
Prinsip Menemukan
Dalampembelajara tidak semua materi yang akan
diajarkan disampaikan kepada siswa. Pada dasarnya setiap anak telah memiliki
pengetahuan awal dan potensi untuk menemukan sendiri pengetahuan tersebut.
Berikan siswa konsep-konsep inti dan mintalah siswa untuk menemukan dan
membuktikannya sendiri konsep-konsep lain yang terkait dengan cara memberi
pertanyaan yang merangsang daya pikir, menumbuhkan rasa ingin tahu dan
menemukannya sendiri. Proses belajar aktif dapat mengurangi rasa bosan anak
dalam belajar.
h.
Memecahkan Masalah
Untuk dapat memecahkan
masalahnya sendiri yang dihadapi dalam kehidupan siswa, maka kbm harus
diarahkan pada pemecaham masalah.hal ini diperlukan untuk menumbuhkan kepekaan
siswa pada masalah-masalah yang ada disekiratnya. Terlebih
dahulu siswa dihadapkan pada masalah kemudian dilatih untuk memecahkan
masalahnya dengan baik. Yang penting adalah siswa memahami apa yang dihadapinya
dan diajarkan untuk bertanggungjawab untuk memecahkannya sendiri seuai
kemampuan. Bila cara belajar untuk memecahkan masalah dilatihkan pada anak maka
proses cara belajar siswa aktif akan berhasil.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar